Malang-Siswa adalah subjek belajar yang harus aktif dan kreatif dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin tak menentu. Kreativitas itu perlu diwujudkan, utamanya dalam menghadapi isu tantangan lingkungan yang ada. Isu lingkungan telah menjadi perhatian yang tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi.Â
Untuk itulah, tim pengabdian masyarakat yang diprakarsai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk memaksimalkan kreativitas siswa bertajuk "Pendayagunaan BABE (Barang Bekas) berbasis Loose Parts menggunakan Pengalaman Frugal untuk Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Siswa SMP Negeri 4 Malang" pada Kamis, 20 Juli 2023. Tim ini beranggotakan Zahid Zufar At Thaariq (Ketua), Reno Nurdiyanto (Anggota 1), Devi Mariya Sulfa (Anggota 2), dan Jasmine Nurul Izza (Anggota 3).
Melalui pengabdian ini, siswa diajak untuk mengeksplorasi pengalaman belajarnya untuk mengembangkan media pembelajarannya dengan memanfaatkan bahan-bahan seadanya dan meminimalisir biaya yang dikeluarkannya (frugal). Pemanfaatan ini dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga bisa disebut sebagai Loose Parts.
Pada tahap pertama, siswa diminta untuk membentuk kelompok belajar. Kemudian tiap kelompok dari mereka memilih mata pelajaran yang diinginkan. Setelah itu, mereka diminta untuk merancang ide-ide yang inovatif yang terkait dengan mata pelajaran mereka.
Respon mereka sangat bervariatif. Secara dominan, mereka sangat senang dengan proyek yang diminta oleh tim pengabdi. "Saya sangat suka, karena bisa memilih mata pelajaran yang kami inginkan dan mengkreasikannya sebebas apa yang kita inginkan" ujar salah satu siswa.
Ketua tim pengabdian masyarakat berujar bahwa konsep pengabdian ini dilatarbelakangi atas keresahan terhadap isu lingkungan yang berkembang belakangan ini dan menunjukkan tren yang negatif. Baginya, mendidik siswa sejak dini tentang kesadaran lingkungan merupakan kunci utama jika alam ini ingin terus terjaga.
"Kami menekankan pentingnya konsep memanfaatkan lingkungan untuk menjaga lingkungan. Maksudnya mereka (siswa) perlu mendayagunakan alam sekitarnya, sehingga lingkungan yang kita tinggal ini selalu terjaga keasriannya" ujar Zahid Zufar At Thaariq, selaku ketua pengabdian masyarakat.
Keunikan dari pengabdian ini adalah melibatkan siswa secara keseluruhan dengan aktif. Mereka ditantang untuk bisa berkreasi sebaik mungkin dengan bahan-bahan yang ada sebagai media untuk mata pelajarannya.
"Bagi kami, partisipasi aktif itu penting. Siswa harus tertanam karakternya sejak dini. Nah, kerucut pengalaman Edgar Dale bilang bahwa pengalaman langsung merupakan fondasi dasarnya. Maka kami berikan pengalaman secara langsung dan praktis terkait bagaimana menjaga lingkungan secara nyata kepada siswa." tegas Zahid.
"Harapannya, program ini akan selalu berkelanjutan, tidak hanya dari kami, tapi juga bagi pengabdi maupun guru-guru di luar sana tentang pentingnya partisipasi aktif untuk menjaga lingkungan" tutup Zahid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H