Mohon tunggu...
Zaharani
Zaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswa manajemen yang penuh semangat dan antusias dalam menjelajahi dunia kewirausahaan. Selalu haus akan pengetahuan baru, saya tertarik pada inovasi dan strategi pemasaran yang dapat mengubah cara kita berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Tersembunyi dari Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI)

7 Oktober 2024   04:00 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AI: Teknologi Revolusioner dengan Potensi Risiko Bagi Masa Depan Manusia

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari otomatisasi pekerjaan hingga peningkatan layanan kesehatan, AI memiliki potensi besar untuk mendongkrak efisiensi dan kualitas hidup manusia. Namun, di balik semua manfaat ini, terdapat sejumlah risiko yang mungkin kurang disadari. Artikel ini akan mengulas beberapa risiko tak terduga dari penerapan AI, meliputi dampak sosial, isu privasi, hingga potensi ancaman jangka panjang bagi manusia.

Ketergantungan pada AI dan Ancaman terhadap Pekerjaan

Salah satu risiko utama yang muncul dengan adopsi AI secara luas adalah penggantian pekerjaan manusia oleh mesin pintar. Otomatisasi yang digerakkan oleh AI dapat meningkatkan efisiensi operasional banyak perusahaan, namun juga berisiko menimbulkan pengangguran dalam skala besar di sektor-sektor tertentu. Menurut sebuah laporan dari McKinsey, sebanyak 800 juta pekerjaan di seluruh dunia berpotensi digantikan oleh AI pada tahun 2030.

Pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan keahlian khusus kini dapat diambil alih oleh mesin. Misalnya, sektor manufaktur, transportasi, dan layanan pelanggan kini memanfaatkan AI untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Meskipun perkembangan teknologi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru, ada kekhawatiran bahwa jumlah tersebut mungkin tidak sebanding dengan pekerjaan yang hilang akibat otomatisasi.

Masalah Privasi di Era AI

AI memerlukan data dalam jumlah besar untuk dapat berfungsi secara optimal, dan hal ini menimbulkan masalah baru terkait privasi. Semakin banyak data yang dikumpulkan oleh algoritma AI, semakin besar pula risiko penyalahgunaan atau kebocoran informasi pribadi. Teknologi pengenalan wajah yang berbasis AI, misalnya, digunakan dalam berbagai sektor, mulai dari keamanan hingga periklanan. Namun, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memantau dan melacak individu tanpa persetujuan yang jelas, yang berpotensi mengancam hak privasi.

Kejadian seperti data pribadi yang terungkap dalam kasus politik  menunjukkan bagaimana data pribadi dapat dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab oleh pihak tertentu. AI memperbesar risiko ini karena kemampuannya yang sangat canggih dalam menganalisis dan memproses data dalam skala besar. Tanpa adanya regulasi yang memadai, AI bisa menjadi alat pengawasan yang dapat merusak kebebasan individu dan hak privasi.

Bias dalam Algoritma dan Tantangan Keadilan Sosial

Risiko lainnya yang sering tidak disadari adalah adanya bias dalam algoritma AI. Meskipun AI dirancang untuk beroperasi berdasarkan data, sistem ini tidak selalu bebas dari bias. AI sering kali meniru bias yang ada dalam data yang digunakan untuk melatihnya, sehingga memperkuat ketidakadilan sosial yang sudah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun