Pare atau Si Pahit merupakan bukan tanaman asli Kawasan Malesia (Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Papua Nugini) yang tumbuh dengan cara merambat. Pare termasuk dalam kelas Magnoliopsida, bangsa Cucurbitales, keluarga Cucurbitaceae, genus Momordica dan jenis Momordica charantia. Tumbuhan pare memiliki batang kecil dan panjang, daun menjari dengan warna hijau tua pada bagian atas dan hujau muda kekuning-kuningan pada bagian bawah. Buahnya berwarna hijau dengan permukaan berbintil dan berwarna hijau.
Di Indonesia beberapa daerah memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Di daerah Jawa disebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh. Di Sumatra dikenal dengan nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria. Di Nusa Tenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia. Tanaman ini telah banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia, namun rasa pahit pada buahnya yang luar biasa membuat sebagian masyarakat enggan untuk mengkonsumsinya sehingga dengan rasanya yang pahit ini membuat buahnya dikenal dengan nama Si Pahit. Rasa pahit ini disebabkan karena ada terdapat senyawa kukurbitasin (momordikosida K dan L) yang tergolong dalam glikosida triterpenoid.
Dibalik rasa pahit ini tentu tersimpan sejumlah manfaat yang luar biasa dan sangat bermanfaat untuk kesehatan kita. Setiap 100 gram buah pare menurut Data Komposisi Pangan Indonesia (DKPI) memiliki beragam kandungan nutrisi seperti air 94,4gram, kalori 19 kkal, protein 1,0 gram, lemak 0,4 gram, karbohidrat 3,6 gram, serat 1,3 gram, kalsium 31 miligram, dan fosfor 65 milligram. Lantas apa saja khasiat mengkonsumsi pare? Kementerian Kesehatan Indonesia dalam situsnya menyebutkan manfaat yang diperoleh dalam mengkonsumsi pare diantaranya dapat menurunkan kadar gula darah, mengatasi gangguan pencernaan, meningkatkan imunitas tubuh, mencegah kanker payudara, menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan kesehatan mata. Perlu diperhatikan untuk ibu hamil dalam mengkonsumsi pare karena dapat menyebabkan kontraksi rahim.
Seiring dengan berjalannya waktu, untuk mengurangi rasa pahit pada pare maka banyak sekali masyarakat yang berinovasi dalam mengolah pare. Masyarakat berinovasi mengolahnya menjadi jus dengan menambahkan pemanis untuk mereduksi rasa pahit. Bahkan ada yang berinovasi menjadi cemilan seperti keripik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H