Mohon tunggu...
Zahara Sitio
Zahara Sitio Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat Kopi

"Chance Never Comes Twice"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

GEKIRA, Duta Prabowo dan Gerindra kepada Umat Kristiani

13 April 2019   03:45 Diperbarui: 13 April 2019   04:23 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus GEKIRA masa bakti 2018-2022 usai dilantik oleh Prabowo Subianto di Padepokan Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/4/2018)

JAKARTA. Partai politik (parpol) khususnya di Indonesia secara umum terdiri dari gabungan berbagai organisasi sehingga dapat berdiri. Itu sebabnya, parpol memiliki organisasi sayap atau sering disingkat orsap.

Di tubuh Partai Golkar, misalnya ada Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG).

Partai PDI Perjuangan juga memiliki orsap, seperti Taruna Merah Putih, Baitul Muslimin Indonesia, Banteng Muda Indonesia, Relawan Perjuangan Demokrasi dan beberapa nama lain.

Tak hanya partai lama, partai baru seperti Partai Persatuan Indonesia (Perindo) besutan Hary Tanoesoedibjo, juga memiliki orsap yakni Koalisi Muda Perindo (Komando), Badan Advokasi Rakyat (BARA), ada juga Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo) yang merupakan sayap Perindo dari komunitas umat Kristen.

Bagaimana di Partai Gerindra. Kali ini penulis mendapat kesempatan berbincang dengan Nikson Silalahi, ST., M.IKom Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Kristiani Indonesia Raya atau GEKIRA yang merupakan salah satu orsap Partai Gerindra.

Menurut Nikson, keberadaan GEKIRA di Indonesia yang sebelumnya bernama Kristen-Katolik Indonesia Raya (KIRA) dan disepakati berganti nama menjadi GEKIRA pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) & Temu Kader 2018 di Novotel Bogor adalah untuk bekerja memenangkan pasangan calon yang diusung Partai Gerindra di Indonesia pada Pilkada serentak tahun ini dan utamanya menjadikan Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Duta Gerindra dan Prabowo

Selain itu, kehadiran GEKIRA baik di daerah maupun di cabang, tentu diharapkan sebagaimana permintaan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, supaya menjadi duta-duta Gerindra dan Prabowo di tengah-tengah masyarakat Kristiani di seluruh Indonesia baik yang beragama Kristen maupun Katolik.

Kader GEKIRA di tengah-tengah masyarakat harus dapat menjelaskan secara gamblang bahwa tidak benar Partai Gerindra sebagai partai intoleran.

Justru, kata Nikson, Partai Gerindra adalah partai yang betul-betul menunjukkan dari awal bagaimana mengakomodir semua komunitas agama dan etnis di tubuh partai.

Nikson memberi contoh selain keberadaan orsap GEKIRA untuk umat beragama Kristiani meliputi Kristen dan Katolik, ada juga GEMA SADHANA bagi umat Hindu dan Budha, serta GEMIRA untuk masyarakat muslim di Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa Partai Gerindra itu sangat memandang keberadaan perbedaan bukan sesuatu yang dihindari tapi justru harus dirawat baik sebagai kekuatan di tubuh partai,” ujarnya.

Nikson menambahkan keberadaan GEKIRA juga harus dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat bahwa Prabowo Subianto bukan anti China dan Kristen. 

Untuk menjelaskan ini, kader-kader GEKIRA dapat menerangkan salah satunya bahwa Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama yang beragama Kristen dari etnis Tionghoa yang dulu dipilih Prabowo untuk maju di Pilkada DKI 2017.

“Itu bukti jelas bahwa Partai Gerindra sangat mendukung orang-orang minoritas yang punya kemampuan baik seperti Ahok supaya mendapat tempat di pemerintahan,” ungkap Nikson.

Soal bahwa kemudian di perjalanan waktu ada hal yang tidak menyenangkan di hubungan Partai Gerindra dan Ahok, menurut Nikson, itu urusan lain.

Ia mau menegaskan bahwa yang dilakukan Prabowo atau Partai Gerindra adalah bukti bahwa Partai Gerindra itu bukan partai intoleran tapi betul-betul partai yang memelihara dan mempertahankan kebhinnekaan dan keutuhan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Contoh lain dijelaskan Nikson adalah bagaimana kebhinnekaan itu tumbuh dan berkembang baik di tengah-tengah keluarga besar Prabowo Subianto, dimana Prabowo adalah pemeluk agama Muslim, sedang adik kandungnya Hashim Djojohadikusumo sendiri adalah seorang Kristen. Bahkan, Ibu yang melahirkan Prabowo dan Hashim adalah seorang Kristen.

Di tempat terpisah, hal sama juga dijelaskan Fary Djemy Francis Ketua Umum GEKIRA kepada penulis.

Menurut Fary yang juga Ketua Fraksi Gerindra MPR-RI itu, tugas pertama kader GEKIRA adalah menghimpun dan merekatkan yang tercecer, tercerai-berai dan yang berjalan sendiri-sendiri.

“Tugas pertama sebagai pengurus dan kader GEKIRA adalah menghimpun dan merekatkan yang tercecer, tercerai-berai dan yang berjalan sendiri-sendiri,” kata Fary.

Ditambahkan Fary, spirit GEKIRA itu adalah fermentum mundi (ragi dunia). Ragi yang walau kecil memiliki peran penting dalam mengembangkan adonan sehingga dapat dinikmati manfaatnya oleh banyak orang.

Bahkan, lanjut Fary, ketika Prabowo Subianto yang menjadi Ketua Dewan Penasehat GEKIRA melantik dan mengukuhkan kepengurusan GEKIRA masa bakti 2018-2022 di Padepokan Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/04/2018), Prabowo dalam sambutan dan arahannya berpesan agar kader GEKIRA harus menjadi duta-duta Gerindra di mana-mana dalam mewartakan kasih dan kebenaran.

“Aktivis GEKIRA adalah utusan-utusan partai yang harus bergerak melampaui sekat-sekat SARA dan membawa pesan perdamaian. Tidak ada tawar-menawar. Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika adalah jati diri, passion dan hidup GEKIRA. GEKIRA zaman now adalah orang-orang yang terpanggil menjadi agen perdamaian,” ujar Prabowo. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun