Tumbuhan memiliki peranan yang penting dalam kelangsungan hidup manusia. Keberadaan tumbuhan dapat memberikan banyak dampak positif bagi kehidupan, seperti menghasilkan oksigen, air, dan sumber makanan, mengurangi polusi udara, serta mencegah perubahan iklim. Maka dari itu, tumbuhan harus dijaga kelestariannya dan dirawat dengan baik agar mampu menjadi penyelamat dari bencana alam yang akan datang di kemudian hari. Selain itu, penanaman tumbuhan harus menjadi sebuah kesadaran dan kebiasaan bagi seluruh masyarakat agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Namun, kemunculan isu global warming yang ditandai dengan perubahan iklim secara drastis rasanya kurang menyadarkan masyarakat untuk melakukan budidaya tanaman. Kurangnya lahan untuk melakukan penanaman akibat pengalihfungsian tanah pertanian menjadi perumahan atau industri juga mengakibatkan semakin berkurangnya lahan untuk penanaman tumbuhan. Apabila permasalahan ini tidak segera dicarikan solusinya, maka masyarakat akan mengalami kekurangan bahan pangan, udara akan semakin kotor, dan banyak dampak negatif lainnya. Salah satu yang dapat menjadi inovasi dalam permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut untuk melakukan hidroponik.
Hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai medium utama pengganti tanah. Hidroponik tidak menggunakan media tanah dalam proses penanamannya, melainkan menggantinya dengan media nontanah, seperti sekam, sabut kelapa, kerikil atau pasir kasar. Selain itu, penanaman tumbuhan menggunakan metode ini dapat memanfaatkan barang-barang bekas sebagai pot, seperti pipa dan botol air mineral. Dengan begitu, hidroponik dapat disebut sebagai metode penanaman yang solutif dan inovatif.
Sebelum adanya sosialisasi ini, para murid SD Yayasan Jembar merasa kesulitan untuk memahami proses budidaya tanaman melalui metode hidroponik. Hal ini disebabkan karena informasi terkait hidroponik dalam media elektronik sering menggunakan bahasa ilmiah yang sulit dimengerti oleh murid sekolah dasar. Selain itu, banyaknya anggapan bahwa pembuatan hidroponik terlihat sulit untuk murid sekolah dasar karena membutuhkan banyak alat dan bahan juga menyebabkan mereka tidak berani untuk mempraktekkannya sendiri.
Setelah sosialisasi ini dilaksanakan, para murid merasa lebih paham dalam melakukan budidaya tanaman melalui hidroponik. Penjelasan melalui power point dan video animasi yang ditayangkan oleh mahasiswa KKN UPI membuat mereka lebih memahami dalam pembuatan hidroponik. Tidak sedikit dari mereka yang tertarik untuk praktek membuat hidroponik secara langsung.
Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini, kami berharap dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan para murid SD Yayasan Jembar terkait metode hidroponik dalam membudidayakan tanaman, serta menjawab rasa keingintahuan mereka mengenai praktek hidroponik dalam kehidupan nyata. Kami juga berharap ilmu hidroponik ini bisa langsung dimanfaatkan oleh para murid dengan memanfaatkan lahan mereka di sekolah ataupun rumah masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H