Mohon tunggu...
ZAFIRA PUTRIBALQIS
ZAFIRA PUTRIBALQIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

topik favorite saya adalah berita yang sedang marak / viral yang perlu di bahas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan smartphone sebelum tidur berpotensi pengaruhi kualitas tidur mahasiswa keperawatan

15 Desember 2024   15:22 Diperbarui: 15 Desember 2024   15:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang --- Smartphone telah menjadi perangkat komunikasi esensial yang menghubungkan berbagai jarak dengan fitur-fitur canggih yang terus berkembang seiring waktu. Namun, penggunaannya yang tidak terkendali, khususnya pada malam hari sebelum tidur, mulai menjadi perhatian. Aktivitas ini dianggap berpotensi mengganggu pola tidur, terutama pada kalangan mahasiswa. Sebuah penelitian terbaru oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang, angkatan 2019, mengupas dampak penggunaan smartphone sebelum tidur terhadap rasa kantuk berlebihan di siang hari atau excessive daytime sleepiness (EDS).
Ollyvia Freeska Dwi Martaa, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara intensitas penggunaan smartphone sebelum tidur dan tingkat kantuk berlebihan pada mahasiswa keperawatan. "Kami ingin mengetahui apakah kebiasaan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas tidur serta produktivitas harian mahasiswa," ungkap Ollyvia.


Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian melibatkan 108 mahasiswa keperawatan angkatan 2019, yang dipilih melalui teknik Convenience Sampling atau Accidental Sampling. Proses pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner berbasis formulir daring, yang memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan kapan saja dan di mana saja.
Arlia Safitrib, anggota tim penelitian, menjelaskan bahwa analisis data dilakukan menggunakan uji Korelasi Spearman. "Metode ini dipilih untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel utama, yaitu penggunaan smartphone sebelum tidur dan nilai EDS responden," paparnya. Dengan menggunakan pendekatan statistik ini, penelitian diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas terkait dampak kebiasaan ini.


Temuan Penelitian
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 50,9% mahasiswa masuk dalam kategori penggunaan smartphone yang berlebihan sebelum tidur. Di sisi lain, sebanyak 82,4% responden memiliki nilai EDS dalam kategori normal. Meski terlihat adanya intensitas tinggi penggunaan smartphone, analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji Korelasi Spearman dengan nilai sebesar 0,508, yang lebih tinggi dari tingkat signifikansi 0,05. "Dengan hasil ini, hipotesis awal kami tentang adanya hubungan langsung antara kedua variabel tidak terbukti," jelas Nur Ainia, anggota tim penelitian.
Namun demikian, Nur menekankan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan, terutama pada malam hari, tetap harus menjadi perhatian. "Meskipun tidak ditemukan hubungan langsung, kebiasaan ini tetap berpotensi mengganggu pola tidur yang pada akhirnya dapat memengaruhi produktivitas dan kesehatan mahasiswa dalam jangka panjang," ujarnya. Nur juga menambahkan bahwa efek negatif lainnya, seperti stres mata dan kelelahan mental, dapat muncul jika penggunaan smartphone tidak dikontrol dengan baik.


Dampak Lebih Luas
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya edukasi terkait penggunaan teknologi yang bijaksana di kalangan mahasiswa. Sebagai generasi muda yang sangat bergantung pada smartphone untuk kebutuhan akademik dan sosial, mahasiswa sering kali tidak menyadari dampak jangka panjang dari kebiasaan mereka. Ollyvia Freeska menambahkan bahwa kebiasaan begadang sambil memainkan smartphone tidak hanya berdampak pada waktu tidur, tetapi juga dapat mengurangi kemampuan konsentrasi dan memengaruhi hasil belajar


Arlia Safitrib menyoroti bahwa teknologi seharusnya menjadi alat pendukung, bukan pengganggu. "Mahasiswa perlu memahami batasan dalam penggunaan smartphone, terutama di malam hari, agar dapat memaksimalkan waktu istirahat mereka. Kebiasaan ini harus dibangun sejak dini agar tidak menjadi pola buruk yang terus berlanjut di masa depan," tambahnya.


Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian ini memberikan wawasan penting bahwa meskipun tidak ditemukan hubungan signifikan antara penggunaan smartphone sebelum tidur dan EDS, kebiasaan ini tetap perlu diatur. Mahasiswa dianjurkan untuk mengurangi intensitas penggunaan smartphone sebelum tidur guna menjaga kualitas tidur yang optimal. Pola tidur yang baik akan mendukung produktivitas, konsentrasi, dan kesehatan secara keseluruhan.
Tim peneliti juga merekomendasikan perlunya kampanye kesadaran di lingkungan kampus terkait penggunaan teknologi yang sehat. "Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi mahasiswa untuk lebih memperhatikan kebiasaan tidur mereka. Tidak ada salahnya untuk mulai membatasi penggunaan smartphone demi kesehatan yang lebih baik di masa depan," tutup Ollyvia dengan optimis.

Penulis : Revydar Haya PSIK D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun