Mohon tunggu...
Zafira Midya Mulyana
Zafira Midya Mulyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Freelance ilustrator

Lil potato who's love to draw and always dream to become a pro illustrator

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Game Based Learning: Metode Inovatif Mengatasi Kejenuhan dalam Pembelajaran Bahasa

31 Mei 2024   21:11 Diperbarui: 31 Mei 2024   22:02 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 

Pembelajaran bahasa seringkali dijuluki sebagai Pelajaran yang membosankan. Tak dapat dipungkiri, kegiatan pembelajaran yang seringkali terlalu terpaku pada teks ini tentunya menciptakan suasana jenuh sehingga para peserta didik kehilangan minat hingga motivasi belajar. 

Pada kenyataannya, pembelajaran bahasa sangatlah penting. Pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia merupakan standar kompetensi atau kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan. Mengapa demikian? Sebab bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar pendidikan. Artinya, seluruh mata Pelajaran dalam satuan Pendidikan disampaikan menggunakan bahasa Indonesia.

Urgensi meningkatkan kemampuan berbahasa tersebut memicu kreativitas para pendidik dalam mencari metode pembelajaran yang tepat sehingga kegiatan pengajaran menjadi efektif dan optimal. Di zaman modern ini, teknologi berkembang pesat dan semakin canggih. Memberikan banyak kemudahan dalam segala bidang termasuk Pendidikan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, terciptalah berbagai terobosan metode pembelajaran yang variatif, inovatif, dan tentunya efektif.

Game based learning (GBL) merupakan salah satu metode yang tercipta dari kreativitas pendidik guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan optimal. Metode ini sering diterapkan pendidik dalam pembalajaran karena dinilai efektif menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran. Dengan menggunakan permainan sebagai instrumen pengajaran, metode ini menggabungkan unsur keseruan permainan dengan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran terasa seperti bagian dari permainan itu sendiri.

Sebagai contoh, implementasi metode ini dapat dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran bahasa berlangsung. Pendidik akan mengarahkan peserta didik mempelajari suatu materi. Berikutnya, pendidik yang telah mempersiapkan permainan dengan menggunakan platform seperti Kahoot!, quizizz, wordwall, mentimeter, dan sebagainya, segera mengarahkan peserta didik untuk login kedalam platform permainan tersebut. 

Permainan dapat berbentuk kuis, sambung kata, tebak kata, dan sebagainya, namun tetap harus berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari. Pendidik dapat berkreasi dalam membentuk peserta didik secara berkelompok ataupun individu untuk berkompetisi mendapatkan poin dalam permainan. Agar lebih termotivasi, pendidik dapat memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil meraih poin tertinggi.

Metode game based learning (GBL) menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik termotivasi dalam mengikuti pembelajaran bahasa yang dikenal membosankan. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar, metode ini juga dapat meningkatkan soft skill peserta didik seperti keterampilan berkomunikasi, kerja sama tim, dan problem solving yang tentunya sangat diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. 

Metode ini tentu dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya, dengan konsep permainan yang sudah dirancang untuk meningkatkan keterampilan tertentu, peserta didik dapat belajar dan meningkatkan keterampilannya dengan cara yang lebih menyenangkan.

Secara keseluruhan, game based learning (GBL) merupakan sebuah metode inovatif dan Solutif dalam mengatasi kurangnya motivasi belajar peserta didik. Penggabungan keseruan bermain dengan pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran adalah permainan itu sendiri adalah ide cemerlang yang sensasional, karena keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kenyamanan peserta didik itu sendiri. Namun, metode ini tidak dapat menggantikan metode pembelajaran tradisional melainkan sebagai metode tambahan untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar. Maka dari itu, permainan harus dibuat berdasarkan materi yang sedang atau sudah dipelajari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun