Banyak sekali orang yang salah menafsirkan sains, serta seluruh konsep puasa dopamin. Orang-orang memandang dopamin seolah-olah adalah heroin atau kokain, dan berpuasa dalam arti yang ekstrim. Berdasarkan kesalahpahaman tentang cara kerja dopamin di otak. Mereka tidak makan, berolahraga, mendengarkan musik, bersosialisasi, dan tidak berbicara lebih dari yang diperlukan.
 Cara Melakukan Dopamine DetoxÂ
Di laman akun Linkedin milik Dr. Sepah menuliskan tiga cara untuk mengaplikasikan puasa dopamin berdasarkan Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yaitu:
- Singkirkan stimulus, misal hand phone buat lebih sulit untuk diakses.
- Melakukan aktivitas alternatif yang tidak sesuai dengan stimulus, misalnya melakukan olahraga ketika muncul rasa ingin makan yang timbul dari stress.
- Â Gunakan perangkat lunak pemblokir situs web, untuk mengindari kecurangan (cheating).
Selain itu, Dopamine Detox juga bisa dilakukan dengan mengekspos diri pada rangsangan internal (emosi negatif), tanpa melakukan respons. Ini seperti menahan diri agar tidak meraih ponsel saat ia mudah diakses. Cara ini merupakan teknik berbasis CBT lain yang disebut "eksposur dan pencegahan respon". Yang dapat dilakukan dengan cara:
- Perhatikan kapan dorongan itu muncul, dan pikiran serta perasaan apa yang dialami pada saat itu.
- Praktikkan "urge surfing": mengakui sensasi yang dialami dan mengizinkan diri merasakan sensasi tersebut tanpa menurutinya
- Ketika dorongan itu muncul,cobalah kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan-kebiasaan buruk akan melemah dan menciptakan kebiasan baru yang dapat mencegah kecanduan dan fleksibilitas perilaku akan kembali dengan sendirinya.
Kesimpulan
Puasa dopamine adalah metode yang mengambil konsep dari terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy). Puasa dopamin dimaksudkan untuk untuk memberikan sugesti yang bisa memutus hubungan dari hari-hari sibuk yang dikelilingi oleh hiburan berbasis teknologi, dan menggantikannya dengan aktivitas yang lebih sederhana.
 Jadi, dibandingkan terhanyut dalam kesenangan sesaat seperti menggunakan sosial media berjam-jam diubah dengan bertemu dengan teman atau saudara. Mengganti bermain games di ponsel dengan membaca buku atau mendalami hobi lama. Memulai kesadaran akan makan karena emosi atau karena butuh, atau melakukan olahraga 30 menit dalam 3 kali seminggu. Hal ini akan sama-sama menghasilkan kesenangan namun dengan nilai yang berbeda.
Yuk kita sama-sama mulai puasa dopamin dan menjadi lebih produktif, karena perubahan kecil bersifat positif yang kita lakukan sekarang akan menolong kita dimasa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H