Mohon tunggu...
Zafira Maulida Rahma
Zafira Maulida Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tholabul Ilmi

Behaviour, Beautiful, Brain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kualitas Pemimpin dan Bawahan yang Saling Mempengaruhi

28 November 2021   15:20 Diperbarui: 28 November 2021   15:22 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Pribadi : Memimpin Rapat

Seorang pemimpin harus memiliki inovasi, sehingga ketika selesai kepemimpinan tersebut, maka akan ada tersisa sebuah kebanggaan dalam inovasi dan wajah-wajah baru yang terus membawa perubahan lebih baik.

Menurutku setiap orang adalah seorang pemimpin, walaupun tidak semua orang memiliki keahlian dalam memimpin. Tetapi mereka adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, hal ini dibuktikan dengan bagaimana dia merawat dirinya, mengatur kehidupannya, bertahan hidup dan sebagainya. Dari sini dapat dikatakan bahwa setiap orang adalah seorang pemimpin, pemimpin untuk dirinya sendiri. Adapun orang yang didalam jati dirinya terdapat mental-mental seorang pemimpin, jadi seperti sudah ditakdirkan bahwa ia adalah seorang pemimpin. Ada pula orang yang dasarnya bukan seorang pemimpin, tetapi karena orang tersebut sering mengikuti kegiatan yang dituntut untuk memimpin, orang itu menjadi terbiasa memimpin dan akhirnya menjadi pemimpin yang sangat baik. Jadi ada banyak macam kriteria seorang pemimpin.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Akan selalu ada tantangan, rintangan, hambatan yang akan dilaluinya. Tidak hanya keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin, tetapi juga ilmu dan wawasan yang berkualitas. Terdapat nasihat tentang Syarat seorang Pemimpin yaitu; siapa yang harus ditiru , apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin).

Belajar dari orang lain yang baik dalam hal kepemimpinan, sangat berpengaruh bagi terbentuknya jiwa-jiwa kepemimpinan. Orang cenderung termotivasi dengan seseorang yang memiliki potensi pribadi yang baik. Apabila seseorang dekat dengan pemimpin, maka orang tersebut juga akan menjadi pemimpin. Karena dengan siapa ia berteman, maka itulah cerminan karakter yang dimilikinya. Menjadi seorang pemimpin juga harus memiliki target capaian yang harus diraih. Jadi tentang apa yang sudah ia berikan dalam proses kepemimpinan tersebut. Kemudian ilmu-ilmu yang harus dipelajari dari sebuah kegagalan, karena seorang pemimpin akan mengalami fase naik turun, yang mana akan berpengaruh pada apa yang dia pimpin. Maka belajar dari kegagalan adalah sebuah hal yang baik bagi seorang pemimpin.

Pengertian Kepemimpinan

Menurut Fiedler (1967) mengatakan bahwa kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan Menurut Stoner yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah Sebuah proses dalam mengarahkan atau mempengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pengertian kepemimpinan atau leadership menurut para ahli. Tetapi dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan aktivitas mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang baik. Jadi dapat dikatakan bahwa para pemimpin atau manajer adalah manusia-manusia super lebih dari pada yang lain, kuat, gigih, dan tahu segala sesuatu, kekuasaan adalah sumber utama seorang pemimpin untuk menjalankan organisasi dan proses mempengaruhi adalah modal pemimpin untuk menjalankan kepemimpinan efektif.

Modal Pemimpin 

Adapun modal pemimpin yang lain diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Kekuatan atau energy, Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
  • Penguasaan emosional, Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.
  • Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan, Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
  • Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
  • kecakapan berkomunikasi, Kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
  • Kecakapan mengajar, pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
  • Kecakapan bergaul, dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui  pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dankepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
  • Penguasaan tekhnis dan manajerial, mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi.

Teori Kepemimpinan

Ada beberapa teori yang harus dipahami terkait kepemimpinan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teori Karakter

Didalam teori ini memfokuskan pada sebuah karakter-karakter yang dapat mendukung proses berjalannya kepemimpinan. Contohnya, ada seorang murid yang memiliki kepribadian yang sangat baik, sopan santun, mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dari pandangan tersebut, seorang guru memilihnya untuk menjadi ketua kelas.

Tetapi apabila dilihat dari karakter fisik, teori ini kurang efektif dilakukan. Karena fisik yang terlihatnya sangat mendukung untuk menjadi pemimpin, belum tentu dia dapat menjadi pemimpin yang baik.

2 .Teori Perilaku

Pada teori perilaku ini dibagi menjadi dua. Perilaku yang pertama adalah job centered dan yang kedua adalah employee centered. Yang mana job centered adalah sifat kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan. Sedangkan  employee centered fokus pada kondisi para karyawan atau bawahan dalam sebuah proyek. Untuk job centered ini menitikberatkan dengan bagaimana proses dalam sebuah pekerjaan, yang mana cara memimpin dalam memanajemen berjalannya pekerjaan akan dinilai pada seorang pemimpin. Sementara itu, employee centered penilaian karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

3. Teori Kepemimpinan Situasional

Teori ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard yang menitikberatkan pada kualitas para anggota, karyawan atau bawahan. Dalam teori ini suksesnya sebuah tujuan dipengaruhi oleh kualitas kerja tiap anggota atau karyawan. Disinilah seorang pemimpin berperan untuk menganalisis bagaimana kualitas kerja anggota, karyawan atau bawahan. Jadi keberhasilan suatu tujuan tidak hanya dilihat dari pemimpinnya saja, melainkan juga dari para anggota, karyawan, atau bawahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun