Sejatinya hidup di dunia ini adalah tempat ujian bagi setiap manusia. Bagi mereka yang berhasil melewati ujian dengan baik, maka ia akan mendapat kehidupan akhir yang baik pula. Dan sebaliknya...
Dari kata-kata diatas dapat kita cermati, bahwa suatu permasalahan itu pasti ada dan mustahil kita tidak pernah mendapatkan berbagai masalah atau yang disebut konflik tersebut. Setiap pertemuan atau perkumpulan yang menghadirkan beberapa orang atau kelompok, didalamnya pasti ada sebuah konflik. Entah itu disengaja maupun tidak disengaja. Sebagai manusia mungkin kita tidak akan mau mendapatkan sebuah konflik. Tapi bagaimana lagi, kita tidak bisa menghindari hal ini. Yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya dan menyelesaikannya.
Kita dapat mengambil contoh dari sebuah organisasi. Seperti yang kita ketahui bahwa organisasi adalah sekumpulan orang atau lebih yang memiliki tujuan bersama untuk mencapai kebermanfaatan bagi orang lain maupun organisasi itu sendiri. Didalam organisasi ini tidak bisa dipungkiri adanya konflik. Dari organisasi ini malah akan timbul berbagai konflik, dikarenakan banyaknya perbedaan pendapat kemudian perbedaan karakter antar tiap individu dan masih banyak lainnya. Tetapi tidak sedikit juga, organisasi yang memiliki banyak konflik malah menjadikan organisasi tersebut semakin kuat. Karena semakin banyaknya konflik, maka akan timbul penyelesaian atau kesepakatan antar individu atau kelompok yang menghasilkan penguatan hubungan organisasi maupun tiap diri individu masing-masing. Jadi menurut saya, tidak semua konflik itu buruk. Tetapi lebih baik jika kita terhindar dari konflik.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Konflik dalam pandangan tiap orang menimbulkan banyak perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan konflik adalah suatu hal yang negatif, ada yang mengatakan konflik merupakan suatu hal yang baik yang menciptkan suatu hal yang positif. Dan ada pula yang mengatakan konflik bisa mengakibatkan hal yang positif dan negatif. Memang setiap orang memiliki hak dalam menyampaikan aspirasinya dan itu tidak salah dilakukan, selagi tidak melanggar hukum negara. Konflik memang selalu akan ada dalam kehidupan manusia, tetapi pintar-pintar kita dalam menyelesaikan konflik ini. Adapun cara-cara dalam menyelesaikan konflik, yaitu sebagai berikut:
1. Menjadi Pendamai.Â
Dalam hal ini yang sering berada pada posisi tersebut adalah seorang yang lebih tua, lebih berpengalaman, atau dalam kata lain adalah senior. Mereka memiliki peranan penting dalam sebuah perkumpulan. Mereka seringkali memberi saran atau solusi dalam menyelesaikan sebuah konflik.
2. Tetap netral.
Menjadi seorang yang netral adalah hal aman dalam konflik. Karena disini ia akan lebih cenderung terhindar dari sebuah konflik. Ia tidak terlalu memihak salah satu pihak yang berkonflik. Ia akan bersikap apa adanya, tanpa terjadi keberpihakan.
3. Dengarkan kedua (atau lebih) pihak.
Seseorang akan lebih tenang apabila apa yang ia ucapkan didengarkan dan dihargai. Dari mendengarkan kedua belah pihak akan dapat mengurangi pertikaian dalam konflik. Orang yang berada dalam posisi ini, seringkali merupakan orang yang bijaksana.
4. Mau membujuk pihak-pihak untuk bertanggung jawab.
Dalam sebuah konflik harus ada yang bertugas sebagai penangung jawab, agar konflik ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya pengabaian setelah terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak dalam penyelesaian konflik.
5. Satukan pihak-pihak yang berselisih paham.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak pihak-pihak yang berselisih untuk bermusyawarah agar menghasilkan titik terang dalam menyelesaikan sebuah konflik.
6. Beri semua pihak kesempatan berbicara.
Dengan melakukan hal ini akan menghasilkan keadilan antar kedua belah pihak dan hal ini apabila dilakukan akan terhindar dari keberpihakan. Jadi akan terjadi keseimbangan pendapat antar kedua belah pihak.
7. Dorong mereka untuk memaafkan dan melupakan yang lalu.
Setelah adanya pertemuan untuk bermusyawarah, kemudian akan menghasilkan kesepakatan bersama untuk kebaikan kedua belah pihak. Dan setelah konflik itu terselesaikan, memaafkan dan melupakan permasalahan yang telah berlalu adalah hal yang wajib dilakukan agar konflik tersebut tidak terulang kembali.
Negosiasi menurut Ivancevich (2007) sebuah proses di mana dua pihak ( atau lebih ) yang berbeda pendapat berusaha mencapai kesepakatan.
Seringkali kita mengartikan negosiasi adalah sebuah proses di mana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya. Tetapi istilah negosiasi juga dapat dikatakan sebagai pencapaian kesepakatan dari perbedaan pendapat antar dua pihak.
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Dalam banyak hal negosiasi lebih sering diselesaikan dalam keadaan santai relaks, bukan dengan cara yang formal. Karena dalam mencapai kesepakatan diperlukan kepala yang dingin bukan dengan ketegangan. Dengan kepala dingin kita dapat menghasilkan kesepakatan yang baik antar dua pihak yang berselisih.
Jadi negosiasi ini merupakan salah satu penyelesaian dalam sebuah konflik. Konflik dan negosiasi menjadi aspek yang saling berhubungan dalam sebuah perkumpulan ataupun kehidupan sosial. Ketika konflik menjadi sebuah permasalahan, Â kemudian negosiasi hadir untuk membantu dalam menyelesaikan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak yang berselisih. Dan ini menjadi hal yang sangat baik dalam kolaborasi antar dua aspek dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H