Mohon tunggu...
Zafira AudithaPutri
Zafira AudithaPutri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hobi saya membaca dan topik yang saya sukai adalah topik yang membahas tentang psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 Berdampak Negatif bagi Kepribadian Seseorang

28 September 2023   20:30 Diperbarui: 28 September 2023   20:49 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 di Indonesia berlangsung selama 3 tahun terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus Corona pada 2 Maret 2020, hingga berakhir pada 21 Juni 2023.

Pandemi mengubah banyak hal terutama sangat berdampak pada cara kita bersosialisasi kepada orang lain. Selama pandemi semua orang melakukan segala aktivitas di dalam rumah yang menyebabkan kurangnya interaksi sosial. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya rasa jenuh dan stres.

Menurut jurnal National Library of Medicine yang berjudul “The Impact of COVID-19 on Anxiety Disorders in Youth” disebutkan bahwa gangguan kecemasan dan stres telah menjadi aspek penting yang dialami generasi muda selama pandemi ini, dan penting untuk mempertimbangkan cara merespon kecemasan dan stres saat kita memasuki fase pemulihan.

Banyak orang yang melampiaskan stres tersebut dengan cara bermain gadget. Terlalu terbiasa menggunakan gadget akan membuat kita mengabaikan lingkungan sekitar dan mengurangi jiwa sosial kita. Menurut Bungin (2009) dampak negatif terlalu lama bermain gadget dapat merusak sendi-sendi hubungan sosial masyarakat.

Dikutip dari Program Studi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng menuliskan bahwa gadget menyebabkan interaksi sosial langsung tatap muka menjadi makin berkurang. Informan atau responden penelitian ini mengaku sering terganggu bila berinteraksi dengan teman yang lebih asyik bermain gadget daripada memberikan perhatian pada komunikasi atau interaksi sosial tatap muka yang sedang dibangun. Sebaliknya, ada informan yang mengaku aktivitas atau keasyikannya bermain gadget justru terganggu dengan kehadiran teman atau banyak orang di sekitarnya.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE perubahan kepribadian dari sebelum ke selama pandemi adalah sekitar sepersepuluh dari deviasi standar. Penurunan mobilitas mungkin menyebabkan individu untuk mempersempit aktivitas dan pandangan dunia mereka. Peralihan ke komunikasi dan hiburan yang menjadi serba online menyebabkan keterbukaan terhadap ide-ide baru yang berkurang karena ketergantungan pada media sosial. Perubahan seperti itu mungkin berkontribusi terhadap menurunnya keterbukaan. 

Penurunan dalam keramahan mungkin terjadi sebagian dipicu oleh penyalahgunaan informasi yang melemahkan kepercayaan dan mungkin juga menyoroti manfaat jika tidak berterus terang kepada orang lain.

Angelina Sutin penulis utama jurnal tersebut yang juga merupakan seorang profesor di Florida State University, menyebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kepribadian seseorang berubah selama pandemi, meskipun perubahan itu bisa bersifat sementara.

"Kepribadian seseorang cukup tahan pada perubahan yang terjadi. Tetapi mungkin karena adanya pandemi covid-19 ini bisa terjadi beberapa perubahan. Akan tetapi masih sulit untuk menemukan penyebabnya," kata Sutin.

Brent Roberts, profesor psikologi di University of Illinois Urbana-Champaign juga mengemukakan pendapatnya bahwa sulit menentukan kebenaran penyebab perubahan kepribadian seseorang akibat pandemi covid-19. Roberts mengatakan “Meningkatnya neurotisisme dan menurunnya kesadaran akibat pandemi, akan menyebabkan sesorang yang berumur di bawah 30 tahun lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental dan fisik.”

Dalam menghadapi dampak negatif ini, penting bagi individu untuk mencari dukungan psikologis, menjaga kesehatan mental mereka, dan berusaha menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan yang besar bagi kepribadian individu, tetapi dengan dukungan yang tepat, banyak orang masih dapat berkembang dan tumbuh melalui masa sulit ini.

Sumber Referensi

Fortuna, Lisa R dkk. (2023). The Impact of COVID-19 on Anxiety Disorders in Youth. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am, 531-542. Diakses 24 September 2023, dari National Library of Medicine.

Hertmada, Sinta Kendek. (2017). The Impact Of Using Handphone In The Social Interaction At Sinar Kasih Widwifert Academy In Tana Toraja, 16-17.

Siswa/i SMAK Fransiskus Xaverius, diwawancarai oleh Yohannes Marryono Jamun, Januari 2019, Program Studi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng, Kecamatan Langke Rembong.

Sutin, Angelina R dkk. (2022). Differential personality change earlier and later in the coronavirus pandemic in a longitudinal sample of adults in the United States, PLoS ONE 17(9): e0274542. Diakses 24 September 2023, dari PLOS ONE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun