Apabila dianalisis lebih lanjut, komoditas Migas dan Non Migas merupakan dua komoditas yang terpengaruh pandemi covid 19. Berbeda dengan komoditas pertanian dan industri yang fluktuatif berdasarkan tabel tersebut. Nilai ekspor kedua komoditas tersebut stagnan di angka 290 hingga 400 USD. Kondisi ini berbeda dengan mining yang terus mengalami peningkatan pasca pandemi covid dari 3,722.76 USD pada Desember tahun 2018 menjadi 5,699.51 USD pada Desember 2023.Â
Berdasarkan analisis tabel diatas, dapat diasumsikan bahwa adanya covid 19 membawa pengaruh besar bagi kegiatan perdagangan internasional bagi Indonesia. Nilai komoditas ekspor sempat mengalami penurunan saat Covid 19 berlangsung pada tahun 2020, namun mengalami kenaikan drastis pasca covid pada tahun 2023. Nilai ekspor menjadi jauh lebih banyak dibandingkan saat sebelum covid 19 di tahun 2018. Hal ini menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia tentunya, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk dalam negeri sehingga dapat meningkatkan permintaan barang dan membuka peluang menguasai pangsa pasar internasional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H