Peran orang tua sebagai pendidik sangat dibutuhkan oleh seorang anak yang kita ibaratkan sebagai peserta didik. Maka dalam konteks ini peran seorang pendidik atau orang tua tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan contoh dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang mereka miliki tersebut berupa aktifitas sehari-hari.Â
Sehingga anak mampu mencontoh, mengadopsi dan menjadikan ilmu pengetahuan yang sudah diajarkan di sekolah sebagai bagian dari jati dirinya. Fenomena yang terjadi pada saat ini bahwa mayoritas orang tua memasrahkan anaknya begitu saja kepada pihak sekolah.Â
Kapasitas dan kapabilitas orang tua dalam mendidik anaknya juga sangat mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan yang ditujukan kepada seorang anak atau peserta didik. Artinya, dalam hal ini, pendidikan di sekolah saja tidak cukup apabila tidak ada tindak lanjut dari pihak keluarga (orang tua terutama).Â
Di lain sisi, setelah sekolah dan keluarga telah memberikan yang terbaik untuk peserta didik, maka selebihnya ikhtiar, usaha, dan proses kedepannya ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Karena sejatinya Representasi keberhasilan paling banyak hanya ada pada individu itu sendiri. Dapat kita lihat pada penjelasan di atas  bahwasannya unsur-unsur pendidikan telah menjadi sebuah siklus yang saling berkaitan. Â
Berkaitan dengan bonus demografi pendidikan yang produktif, inovatif, kreatif, serta objektif diharapkan mampu menumbuhkan potensi, kapasitas, kualitas, serta kapabilitas dalam menyokong kekuatan ekonomi dan pemerintahan.Â
Adapun beberapa masalah dalam menghadapi bonus demografi antara lain pendidikan yang kurang merata, stunting, dan berbagai macam masalah lainnya yang harus diselesaikan guna menghadapi tantangan selanjutnya berupa Revolusi Industri dan konversi Energi.Â
Kesimpulan yang dapat kita serap bahwasannya pendidikan merupakan langkah atau tahapan dalam merangkai metode berpikir. Maka orang yamg sudah menempuh pendidikan setinggi apapun apabila gagal dalam merancang metode berpikir maka itu akan menjadi hal yang sia-sia. Karena sejatinya kerangka berpikir akan tersusun ketika seseorang telah melalui berbagai macam pengalaman dalam mengatasi masalah. Pendidikan tanpa berlandaskan moral, binasa. Begitulah konsep pendidikan ala Timur Tengah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H