Awan kelabu belum juga berlalu
Semilir angin yang dingin menerpa wajahku
Ku teringat dengan bayang masa lalu
Ada senyum bahagia, canda tawa, dan air mata
Suka dan duka yang silih berganti
Adalah pelajaran yang berarti
Masa lalu menjadi pelajaran bagiku
Jika menatap jauh di sana
Terlihat gunung hijau nampak berseri
Rumput di sisi seakan tak berarti
Seperti halnya kehidupan ini
Manusia kadang melihat kehidupan yang lainnya nampak sempurna
Fatamorgana membuat manusia terpedaya
Lupa bersyukur dengan nikmat yang dirasakannya
Hal itu hanya membuatnya menderita
Apapun yang dimiliki jadikan berarti
Syukuri semua apa yang dimiliki diri sendiri
Tak usah bingung mencari bahagia kemana-mana
Bahagia itu ada di hati sendiri
Hati yang ikhlas dan sabar
Hati yang selalu bersyukur
Marilah bersyukur...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H