Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa UM (Universitas Negeri Malang) lebih tepatnya mahasiswa dari Fakultas Sastra prodi S1 Pendidikan Seni Rupa membuat kagum beberapa seniman yang ada di Kota Batu, Pasalnya di bulan Oktober 2022 kemarin berberapa mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa berbondong-bondong berkunjung ke kediaman para seniman yang ada di Kota Batu.Â
Kegiatan berkunjung ini dilakukan bukan tanpa alasan, kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi tugas Ujian Semester mata kuliah ESTETIKA yang diampu oleh Bpk Drs. Sumarwahyudi, M.Sn.
Tugas tersebut dilakukan secara berkelompok sesuai dengan offering masing-masing. salah satunya adalah dari offering A yakni dari kelompok 1 yang beranggotakan
1. Bibi Tri habsari (220251602891)
2. Marshanda Devira (220251609702)
3. Muhammad Faiz Harya Saputra (220251610028)
4. Muhammad Hafidz As`ad Yusuf Faraby (220251604922)
5. Zaenal Lutfi (220251601436)
Kelompok 1 mendatangi seniman yang bernama PRIE WAHYUONO, Seniman tersebut biasa dipanggil Pak Prie, Beliau tinggal di Jl. Wukir Gg 6C Kel. Temas. Awal mula Pak Prie mengenal dunia seni pada saat beliau masih muda, Pada saat kelompok satu melakukan wawancara kepada beliau Pak Prie bercerita tentang pengalaman hidupnya. beliau mengatakan Â
"dahulu hanya terdapat satu art shop, jadi kalau ingin membeli harus menunggu para senior untuk membeli alat lukisnya terlebih dahulu. sehingga saya tidak kebagian pada waktu itu"
Pada saat Pak Prie mendapatkan perlatan tersebut ia tetap gigih mencari ilmu seni dengan ikut bergaul dengan temannya yang berpendidikan seni. Prie Wahyuono memiliki gaya realis pada awalnya. Lukisan lukisan beliau mengangkat objek alam dan suatu tokoh atau manusia. pada hasil lukisan tersebut tidak hanya berbentuk begitu saja melainkan beliau menambahkan aksen garis garis yang membentuk suatu bidang maupun plastis.
Pemilihan objek atau tokoh yang ia jadikan objek lukis tidak ia sematkan makna yang khusus di dalamnya, ia menerangkan alasannya bahwa saat itu hanya menyukai objek tersebut sehingga ia jadikan objek lukis tanpa ada suatu makna khusus yang ingin ia sampaikan kepada penikmat karya. pada salah satu karya yang berada di kediaman beliau ia menjelaskan bahwa cat yang ia gunakan dalam melukis adalah cattembok.Â
Namun saat ini beliau sedang mendalami suatu gaya lukisan yang berbeda denganaliran atau gaya sebelumnya yang telah ia buat sebelumnya. ia mengatakan bahwa teknik pada lukisan tersebut seniman malang masih belum ada yang tahu apa teknik yang di pakai pada lukisan yang dibuat jadi gaya atau teknik tersebut masih di rahasiakan.Â
Karya karyanya yang cenderung abstrak dengan bentuk lingkaran tipis memenuhi bidang kanvas, tetapi pada saat kelompok 1 bertanya mengenai gaya atau aliran apa yang di anut beliau mengatakan
 "terserah yang melihat, mau di bilang abstrak, mau di bilang realis terserah pendapat mereka"
Maksud dari perkataan beliau adalah beliau membebaskan apresiator untuk menilai suatu karya lukisan tersebut. Pak Prie juga tidak menyematkan makna khusus pada karyanya, menurutnya ia hanya meluapkan rasa emosi pada saat berkarya. ia juga menyebutkan bahwa harus menyelesaikan karya di hari itu juga jika bisa karena jika tidak maka rasa emosi yang ada akan berbeda.Â
Nama Prie Wahyuono tentunya tidak asing di kalangan para seniman yang terdapat di kota batu maupun di luar karena ia telah memiliki pengalaman pameran yang cukup luar biasa di antaranya
1. 2015-2016 : Art Exhibition Refresh Sudut - Sudut MbatuÂ
2. 2019 : Painting Exhibition At Sasto - Matra Hungary
3. 2020 : Expressing Friendship Thought Art
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI