Mohon tunggu...
ZAENAL ARIFIN
ZAENAL ARIFIN Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Saya Merupakan guru sekolah dasar negeri 3 sumberagung saat ini saya sedang menempuh pendidikan guru penggerak angkatan 10 kabupaten Pringsewu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

30 Maret 2024   13:55 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 10

 

MODUL 1.1.

Penulis : ZAENAL ARIFIN, S.Pd.

UPT SD NEGERI 3 SUMBERAGUNG

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat siang,

Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Nama saya ZAENAL ARIFIN, S.Pd calon guru penggerak angkatan 10 Kabupaten Pringsewu. Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas calon guru penggerak. Sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan. Pada kesempatan kali ini ijinkan saya menulis jurnal refleksi dwi mingguan pada modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Jurnal ini rutin dikerjakan di minggu ke-2 Pendidikan Guru Penggerak PGP oleh calon guru penggerak sebagai wadah untuk "bercermin" dan berdialog dengan diri sendiri tentang proses yang sudah dijalani, Peristiwa yang dialami serta Bagaimana implementasi dalam diri dan peserta didik kita setelah menerima materi-materi tersebut.

Dalam penulisan jurnal refleksi ini saya menggunakan model 4F yaitu Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yang jika diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan.

1. Fact (Peristiwa)

Kami meawali kegiatan dengan Pretest, dilanjutkan dengan membaca dan menyimak beberapa aturan yang wajib diikuti dalam menyelesaikan program PGP ini selama beberapa bulan kedepan. Setelah itu, masuk pada modul 1.1e tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep dan forum diskusi yang dipandu oleh fasilitator dan kami didampingi oleh pengajar praktik. Kegiatan di modul 1.1e yaitu mulai dari diri, berdialog dengan diri sendiri tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara apakahsudah saya menerapkan di sekolah? ternyata sangat jelas masih banyak yang perlu saya benahi dan perbaiki.

Lalu pada bagian Eksplorasi konsep saya menganalisis konsep-konsep pemikiran KHD berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid. Berawal dari sini saya mulai memahami tentang Pendidikan dan Pengajaran yang sebenarnya, tak lupa juga kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama peserta CGP dengan kelompok yang berbeda.

Adapun rangkaian kegiatan yang dipelajari dan wajib dituntaskan dalam LMS, adalah Mulai dari diri, Eksplorasi konsep , Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman (disampaikan oleh instruktur dalam Vikon ) dan diadakan melalui link yang tersedia di LMS, tugas lainnya adalah Koneksi antar materi, Aksi nyata dan Jurnal dwi mingguan.

2. Perasaan (Feeling)

Ada rasa bangga yang timbul dalam diri karena bisa menjadi salah satu yang terpilih dari ribuan pendaftar di Indonesia. Tidak hanya itu, dalam kegiatan PGP ini saya dapat belajar dan mengembangkan kompetensi diri artinya saya mendapat peran dalam perubahan pendidikan di Indonesia khususnya disekolah. Timbul rasa khawatir dalam diri apakah saya bisa mengikuti kegiatan dengan baik karena banyaknya tugas tambahan dan benturan-benturan kegiatan sekolah tetapi melihat dukungan kepala sekolah, dan rekan sejawat, maka semangat saya bertambah karena merekalah yang kemudian menjadi motivasi saya untuk bisa menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, dukungan keluarga serta rekan-rekan se profesi juga membuat saya lebih bersemangat karena mereka percaya apapun yang saya kerjakan tentunya membawa hal positif bagi semua. Dari sinilah saya meyakinkan diri saya untuk tetap semangat belajar, fokus pada tujuan agar dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan baik.

Ilmu yang saya peroleh selama menjalani dua pekan di PGP ini tergolong baru buat saya contohnya bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya, bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD, khususnya mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Rangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS membuka pola pikir saya bahwa apa yang saya yakini saat ini tentang pendidikan dan pengajaran masih jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Selain itu, dalam mempelajari modul melalui LMS merupakan upaya agar kita lebih mandiri dan bertanggung jawab dalam belajar. Dengan mempelajari modul dengan tuntas saya berharap bisa menjadi penggerak dan pemimpin dalam pendidikan yang sesuai dengan zaman dengan tidak melupakan jati diri bangsa.

Perlahan saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di ruang kelas. Menerapkan proses menuntun, Sebelum mengawali pembelajaran saya membuat komitmen kelas dulu agar jika ada anak yang bercanda atau ngobrol mereka bisa kembali melihat apa komitmen yang sudah disepakati bersama. Hal ini saya adopsi juga dari kegiatan lokakarya orientasi di tanggal 24 maret 2024 yang dipandu oleh pengajar praktik.

Dalam pembelajaran saya mengarahkan peserta didik ke hal-hal yang positif dan menyenangkan serta menunjang pembelajaran. Ide-ide yang muncul dalam benak saya dituangkan dalam bentuk video dan content media sosial yang menarik buat peserta didik.

3. Pembelajaran (Findings)

Saya meyakini bahwa sebagai pendidik kita semua sadar akan pentingnya peran seorang guru, guru yang berkualitas dengan meningkatkan. Tidak lupa juga sebagai pendidik yang mengikuti perkembangan zaman, saya harus bisa menguasai teknologi untuk sudah menjadi tuntunan zaman, dengan tidak meninggalkan sosio kultural budaya yang ada.

Saya selalu berupaya menjadi pendidik yang memberikan kesan baik kepada peserta didik dan berusaha menjadi inspirasi bagi semua, terutama bagi sekolah dan teman sejawat. Saya yakin dengan pembelajaran kolaboratif bisa berjalan dengan baik dengan tujuan yang sama yaitu memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang mereka miliki.

Beberapa poin dalam pemikiran KHD yang menekankan pada pendidikan selalu memperhatikan; Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Kebangsaan. "Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya" (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran.

Artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya dan bisa saya artikan bahwa setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya cara belajarnya masing-masing, maka penting bagi pendidik melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.

Bagaimana agar pembelajaran berdiferensiasi ini bisa berjalan? Kuncinya adalah assesmen diagnostik awal yang berguna untuk mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar yang sesuai dengan kondisi anak, ini diperlukan agar pendidik dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak , hal ini dikenal dengan istilah 'berhamba pada anak'. Disisi lain, proses pendidikan dan pembelajaran wajib menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Pertanyaannya, apakah para pendidik mampu melakukan pembelajaran berdiferensiasi? Jawabannya tidak ada yang tidak mungkin bagi pendidik yang ikhlas, mempunyai tekad dan daya juang tinggi!

4. Penerapan (Future)

Guna mencapai hasil yang baik dalam proses pendidikan dan pengajaran yang selaras dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, maka yang terpenting adalah kita mulai dari diri kita dulu, tidak hanya sebatas teori tetapi juga penerapan seperti mengubah metode dan model pembelajaran di kelas. kini peserta didik bisa menyelesaikan tugas sesuai kreatifitasnya masing-masing dengan menampilkan dalam bentuk video, audio, bermain peran, artikel dan masih banyak lagi.

Materi dalam modul 1.1 ini banyak mengubah pandangan saya bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong tetapi setiap anak sudah punya goresan laku yang menjadi dasar dalam dirinya dan tugas pendidik adalah mempertebal dan mengarahkan lakunya. Semua yang saya dapatkan dalam modul ini mengubah perspektif saya terhadap anak yang semula hanya berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses. Selain itu saya merancang dan melakukan asesmen diagnostik awal untuk mengetahui profil dan kebutuhan anak. Dilanjutkan dengan merancang pembelajaran sesuai dengan hasil assesmen diagnostik awal yang telah dilakukan, membuat kesepakatan di awal pembelajaran juga penting agar pembelajaran lebih tertib walaupun tetap fun.

Demikian jurnal dwi mingguan dari saya, semoga kedepannya saya tetap istiqomah serta siap menerima materi untuk modul berikutnya dan bisa saya implementasikan dalam diri dan peserta didik.

Salam Guru Penggerak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun