Setelah area makam tertata rapi, acara dilanjutkan dengan prosesi tahlil bersama yang dipimpin oleh tokoh agama desa. Dalam suasana penuh rasa khidmat, doa-doa dipanjatkan untuk mengenang jasa-jasa Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari.
Â
Prosesi tahlil ini kemudian diikuti dengan tabur bunga yang dilakukan oleh Kepala Desa Sukosari, Bapak Tariso, beserta beberapa tokoh agama dan masyarakat setempat. Tabur bunga menjadi simbol penghormatan dan rasa terima kasih atas perjuangan dan pengorbanan para pendiri desa.
4. Pembuatan Peta Arah
Revitalisasi makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari di Dusun Singoprono juga dilengkapi dengan inisiatif kreatif dari mahasiswa KKN. Untuk mempermudah masyarakat dan pengunjung menemukan lokasi makam, mereka membuat sebuah peta sederhana yang menunjukkan arah menuju makam bersejarah tersebut. Peta ini dipasang di beberapa titik strategis di Dusun Singoprono, seperti di balai desa dan jalan utama menuju makam.
Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan panduan arah, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa bangga dan kepedulian masyarakat terhadap situs sejarah desa mereka. Dengan adanya peta ini, diharapkan makam para pendiri desa lebih mudah diakses, sehingga masyarakat dapat lebih sering berziarah dan mendoakan leluhur mereka. Langkah ini menjadi simbol komitmen generasi muda untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya serta sejarah lokal.
Kunjungi Makam Buyut Singoprono (Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari)
Makna Holistik Revitalisasi
Revitalisasi makam ini memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup: