Mohon tunggu...
zaenalafandi
zaenalafandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa institut al Azhar Menganti

Zaenal Afandi adalah seorang mahasiswa aktif di Institut Al Azhar Menganti yang mendalami pendidikan Islam dengan fokus pada nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah. Hobinya guyon yang membuatnya mudah bergaul dan dekat dengan berbagai kalangan. Sedikit mempunyai bakat musik, lebih banyak guyonnya. Salah satu konten favoritnya berkaitan dengan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revitalisasi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Menghidupkan Kembali Warisan Sejarah Sukosari

10 Januari 2025   16:31 Diperbarui: 10 Januari 2025   16:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Sang Pembabat Alas Desa Sukosari 

Dusun Singoprono, Desa Sukosari, Lamongan, menyimpan sebuah tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang masyarakatnya. Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari, yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai makam Buyut Singoprono, adalah tempat peristirahatan bagi dua tokoh besar yang berjasa dalam membabat alas Desa Sukosari. Namun, makam ini sebelumnya kurang mendapatkan perhatian dan perawatan yang layak. Oleh karena itu, diperlukan langkah revitalisasi yang tidak hanya memperbaiki kondisi fisik makam, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan sejarah ini.

Pada Kamis, 9 Januari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Al Azhar, bekerja sama dengan masyarakat dan tokoh desa, melaksanakan program revitalisasi makam ini. Program ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik seperti pembersihan area makam dan penggantian pagar yang rusak, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai nilai sejarah dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya.

Mengapa Revitalisasi Diperlukan?

Foto makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari sebelum direvitalisasi
Foto makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari sebelum direvitalisasi

Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari selama ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Pagar makam sudah rusak, semak-semak tumbuh liar, dan sebagian besar generasi muda tidak lagi mengenal arti pentingnya makam ini. Padahal, makam ini merupakan simbol dari perjuangan dan pengabdian para pendahulu yang berjasa membangun Sukosari.

Pembatas makam yang terlihat lapuk dan daun-daun kering yang berserakan di sekitarnya
Pembatas makam yang terlihat lapuk dan daun-daun kering yang berserakan di sekitarnya

Sebagai masyarakat yang beragama, sudah menjadi kewajiban kita untuk menghargai dan merawat warisan sejarah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

من لم يشكر الناس لم يشكر الله 

(Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa penghargaan terhadap jasa sesama manusia, termasuk para pendahulu, adalah bagian dari rasa syukur kepada Allah. Dengan melakukan revitalisasi makam ini, masyarakat menunjukkan penghargaan yang tulus terhadap jasa para leluhur yang telah berkorban untuk pembangunan desa.

Kondisi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Sang Pembabat Alas Desa Sukosari 
Kondisi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Sang Pembabat Alas Desa Sukosari 

Rangkaian Kegiatan Revitalisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun