Mohon tunggu...
Zaenal Abidin
Zaenal Abidin Mohon Tunggu... -

widyaiswara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kecele

7 Oktober 2015   11:54 Diperbarui: 7 Oktober 2015   12:10 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah beberapa hari yang lalu, istri saya sakit panas dingin dan menggigil. Setelah beberapa kali bujukan. akhirnya bersedia juga dibawa ke rumah sakit. Sewajarnya manusia kebanyakan tidak suka jika harus ke rumah sakit, demikian juga malam itu, walau mobil sudah keluar masuk garasi, akhirnya baru bisa berangkat sekitar pukul 10 pm karena maju-mundur, jadi tidaknya ke rumah sakit.

Berangkat menuju rumah sakit kantor yaitu Rumkit dr. Suyoto Veteran Bintaro. perjalanan sekitar 1 jam setengah dari komplek Inkopad Parung Bogor ke Bintaro di tengah malam (tidak) sunyi. Berhubung sudah malam dan tidak sempat minta surat rujukan dari klinik, maka kami langsung masuk lobi UGD. dengan sigap petugas berseragam biru-biru mengambilkan kami kursi roda dan mengantar istri masuk kedalam, sementara saya cari parkiran mobil. ketika itu waktu menunjukkan pukul 12 pm kurang dikit.

Selesai parkir, saya langsung temui istri yang kebetulan sedang diobservasi oleh dokter jaga. Ibu dokter langsung 'nembak' saya: "rawat inap ya pak..!". tentu saja saya langsung setuju. belum tentu setiap orang bisa rawat inap dengan mudah, karena satu minggu sebelumnya, teman sekantor saya masuk rumah sakit juga dan sedikit berbelit berkaitan dengan administrasi BPJS, walau kemudian bisa juga rawat inap. akhirnya malam itu setelah mondar-mandir mengurusi administrasi sampai juga istri saya di kamar VIP karena seharusnya masuk kamar isolasi tapi kamar isolasi sedang dalam kondisi penuh, maka dimasukkan ke kamar VIP "Alhamdulillah...".

Setengah malam, dimulai dari pukul 01 am hingga matahari terbit, kami berdua tidak tidur. istri tidak bisa tidur karena sedang sakit tentu saja. Saya tidak bisa tidur karena mendampingi istri yang sedang sakit tentu saja. Sekitar pukul 07 am, saya berangkat pulang ke rumah untuk mengembalikan mobil dan berencana untuk menggunakan motor dengan alasan motor mobilitasnya tinggi dan lebih dapat diandalkan.

Keluar parkiran, saya ditagih sejumlah uang 24.000 rupiah oleh petugas parkir yang ada di dalam booth. Walau merasa kemahalan tetap saya bayar. Sedikit penjelasan dari petugas parkir, bahwa saya bisa menjadi member dengan cara memberikan fotokopi kartu tanda anggota dan STNK kendaraan. Baiklah... keluar dari rumah sakit saya mengingat untuk membuat fotokopi KTA dan STNK mobil dan motor.

Sore hari kembali ke rumah sakit dengan motor dan membawa persyaratan member agar tidak ditagih saat keluar parkir. lokasi pendaftaran di booth parkir pintu masuk kendaraan. Petugasnya bilang akan diinput dan tidak perlu ditunggui. Ya sudah saya tinggal ke kamar.

Baru juga sampai kamar, diberitahu oleh perawat agar segera datang ke admministrasi rawat inap untuk mengurus administrasi BPJS. Santai saja saya datang ke sana, ternyata mendapat pemberitahuan bahwa sesuai sistem online di BPJS, saya mendapatkan kamar kelas 2. Padahal berdasar golongan saya seharusnya mendapat kamar kelas 1. Terjadilah sedikit dialog dan diakhiri dengan kesepakatan bahwa pada hari senin akan diurus dengan petugas BPJS karena sabtu minggu mereka libur. Oke ... semua permasalahan hari ini saya anggap selesai.

Sabtu malam kami pindah ke kamar kelas 1 karena berdasar diagnosa susulan, istri tidak perlu diisolasi. Walau di kamar kelas 1 tapi berasa di kamar VIP karena cuma sendirian dan jadi penguasa kamar. Tetap bersukur walau sedang sakit.

Hari minggu, beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena harus ke kantor dan beberapa keperluan lainnya. pada saat akan keluar petugas parkir selalu menanyakan "sudah daftar?" atau "sudah member?" Walau telah diberitahu berkali-kali dan sudah keluar masuk berkali-kali tetap saja pertanyaan yang sama terulang. Bukankah mereka sudah punya sistem online, jadi tinggal cek saja, terdaftar atau tidak. Namun berhubung tetap diperbolehkan keluar masuk dengan cara dibukakan palang secara manual oleh petugasnya, saya tidak mau 'ngotot' mempermasalahkan pertanyaan mereka setiap kali akan keluar.

Minggu malam saya kembali dari rumah ke rumah sakit dengan membawa pakaian satu koper penuh. Sesampai di kamar, istri saya sempat heran, untuk apa membawa pakaian sebanyak itu. Asumsi saya adalah: ketika dokter menyatakan positif typhus, maka kemungkinan dirawat akan berkisar 9 s.d 10 hari. Hal ini saya ketahui berdasar pengalaman sebelumnya yang membutuhkan waktu sedemikian lama untuk pemulihan pasien.

Senin pagi kembali saya temui petugas BPJS berkaitan kelas kamar. Akhirnya disepakati bahwa saya akan mengurus melalui personalia di kantor untuk mengganti jatah kelas, dari kelas 2 ke kelas 1. Dan pengurusan ini akan dilakukan selama istri berada di rumah sakit. Sekitar pukul 09 am, datang dokter bersama perawat. Pak dokter bilang "ya .. sudah boleh pulang.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun