Pengalaman adalah pendidikan termahal yang tidak perlu uang untuk membayarnya, tapi waktu dan curahan kegiatan. Sekian tahun hidup sebagai seorang pria, hanya ketika sudah punya anaklah bisa melakukan/membuat kerajinan tangan/prakarya yang ketika di masa sekolah tidak bisa dilakukan sendiri melainkan dilakukan oleh orang tua atau saudara.
Banyak macam kegiatan yang dilakukan untuk membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai siswa sekolah dasar. Selain pekerjaan rumah berupa matematika dan mata pelajaran lainnya, membuat prakarya yang paling mudahpun baru bisa dilakukan sekarang.
Ketika masih sekolah berhadapan dengan matematika bukan hanya tidak bisa mengerjakan tapi juga bikin pipis di celana. Pun pelajaran lainnya. bahkan terlontar juga ketika itu adalah anak bodoh yang tidak bisa ngapa-ngapain. Tapi Alhamdulillah bisa lulus juga sekolah bahkan hingga S2.
Pintar dengan sendirinya.
Sudah menjadi hukum alam bahwa orang tua akan berusaha mendukung kehidupan anak-anaknya. Demikian juga kami. Setiap kali anak punya pekerjaan rumah, apapun itu kami usahakan bantu (baca: kerjakan). Sekarang boleh dibilang pelajaran matematika atau lainnya dapat kami kuasai karena harus mengerjakan pekerjaan rumah anak.
Menggergaji, memalu dan lain kegiatan ketrampilan juga sedikit-demi sedikit sudah dapat dilakukan. Setiap prakarya yang menjadi tugas anak di rumah kami kerjakan dengan sebaik-baiknya. Nilainya juga lumayan. Jadi.. Tidak perlulah memaksakan kehendak agar anak bisa sempurna. Toh nanti juga akan menjadi pintar dengan sendirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H