Gara-gara membaca tulisan seorang kompasianer di: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/05/13/jangan-mimpi-jadi-pns-bisa-kaya-559584.html Saya jadi teringat dengan kutipan yang dilontarkan oleh mantan pimpinan di tempat saya bekerja sepuluh tahun silam:
"jadi PNS tidak akan pernah kaya (uang), tapi juga tidak akan miskin kecuali berbuat salah (judi dsb)".
Sudah diatur oleh pemerintah bahwa aparatur negara (PNS) akan tercukupi kebutuhan hidupnya sejauh tidak di bawah UMR. Hal ini sudah saya buktikan sendiri. Alhamdulillah kami sekeluarga tidak berkekurangan terutama untuk makan bisa normal tiga kali sehari. rumah ada tapi masih cicil selama lima belas tahun. di setiap pertengahan bulan dapat insentif yang lumayan untuk meneruskan hidup hingga akhir bulan.
Kendaraan yang ada tentu saja motor. tahun kemarin sempat terfikir untuk beli mobil karena tuntutan kebutuhan, tapi uangnya terpakai lagi untuk perbaikan rumah. mungkin lima tahun yang akan datang terkumpul lagi uangnya karena saya sudah mulai tua dan anak sudah mulai besar jadi sudah tidak bisa berboncengan berramai-ramai pakai motor. motornya juga keluaran tahun 2004, sekarang sudah berapa usianya yah ....
rumah jatah yang kami cicilpun cukup mengenaskan. boleh dibilang harus kami bangun lagi dari awal agar bagus dan layak ditempati. ini kelemahan pemerintah dalam pengadaan rumah, yaitu mutu rumah sangat buruk. padahal kami membayar sama seperti masyarakat umum dan cicilannya juga sama.
kemudian apakah kami kaya ??
dari sudut pandang saya yang sekarang, saya adalah orang kaya. argumentasinya adalah ketika membutuhkan sesuatu, Alhamdulillah kami bisa mendapatkannya sesuai pada waktunya. tidak kelaparan, ada tempat berteduh, anak dapat bersekolah di sekolah gratis.
memang tidak bergelimang harta layaknya gayus atau joko susilo, tapi juga tidak berkekurangan. sebetulnya saya juga tertolong karena mendapatkan istri yang terbiasa hidup prihatin. lifestyle kami membantu dalam menjalani hidup.
secara berkala setiap dua tahun sekali kami dapat kenaikan gaji. tapi cuma seratus ribu rupiah kurang lebihnya. dan itu cuma bikin dagangan makin mahal saja karena dianggap disesuaikan dengan kenaikan gaji. padahal jauh sekali jumlah kenaikan harga dengan kenaikan gaji yang kami terima.
tapi tetap semangat. yang penting kami kaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H