Mohon tunggu...
Zaenal Abidin el-Jambey
Zaenal Abidin el-Jambey Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang Biasa yang ingin terus berkarya

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Bu Risma; Buku Khutbah Hijau Inspirasi Saya

21 Maret 2014   17:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316447" align="aligncenter" width="590" caption="foto: dok. pribadi"][/caption]

“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asal disertai dengan kesungguhan Allah akan menolong kita.”

Itulah salah satu kalimat yang penulis catat ketika mendengarkan walikota Surabaya Tri Rismaharini berbicara saat diundang pada acara Bedah Buku Khutbah Hijau yang ditulis oleh Omda Miftahul Luthfi Muhammad al-Mutawakkil di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu (19/3) pukul 10.00 WIB. Kalimat itu disambut tepuk tangan meriah dari peserta bedah buku yang hadir dari kalangan mahasiswa dan juga takmir-takmir Masjid di Surabaya.

Didapuk sebagai keynote speaker dalam acara yang digelar oleh Forum Mahasisawa Madiun (FORMAD) dan juga Dai/daiyah Lingkungan PeNUS MTI, walikota perempuan pertama Surabaya itu menyampaikan beberapa perkembangan dan prestasi Kota Surabaya yang telah dicapai selama ini. Mulai dari adanya hutan kota, taman-taman yang banyak bermunculan, kampung yang hijau dan bersih, pengelolaan sampah, sampai prestasi Surabaya yang mendapatkan banyak penghargaan baik itu dari tingkat nasional maupun internasional.

Tepuk tangan apresiasi selalu mengiringi atas pemaparan Bu Risma di layar slide mengenai berbagai usaha dan perjuangan Pemkot Surabaya untuk memajukan dan memperindah kota Pahlawan.

“Hal sepele apapun bahkan dalam pandangan kebanyakan orang tidak berguna asalkan kita manfaatkan dengan baik, pasti akan ada manfaat dan gunanya. Dan kita sudah buktikan itu dengan mengelola sampah yang dipandang tidak berguna menjadi sesutu yang berguna bahkan bernilai jual. Sampai-sampai ada sekolah di Surabaya yang kami bina pembayarannya gratis karena memakai uang dari pengelolaan sampah tersebut.” Kata Bu Risma.

Karena sukses pengelolaan sampah ini pula Surabaya dipilih menejadi tuan rumah Hari Peduli Sampah 2014. Alasannya sebagaimana disampaikan oleh walikota terbaik dunia versi Citymayors.com ini adalah menejemen pengelolaan sampah yang cukup baik di Surabaya. Menurut Bu Risma, Surabaya menghasilkan rata-rata 1.200 ton sampah per hari. Sampah tersebut tidak dibuang, tetapi dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan kembali itu berupapengolahan sampah menjadi komposuntuk tanaman di taman kota, untuk bahan pembangkit listrik, dan sebagian lagi direproduksi menjadi bahan yang bernilai ekonomis.

Dalam kesempatan ini, beliau juga menjelaskan mengapa Surabaya, kota yang tidak mempunyai kekayaan alam, tidak mempunyai kecantikan alam  bahkan kota yang dulu dikenal dengan kota kumuh dan panas, bisa lebih maju dan berubah menjadi kota yang asri. Oksigen murni di Surabaya tercukupi karena banyaknya pohon-pohon dan ruang terbuka hijau yang ada di Surabaya. Sekarang tidak hanya masyarakat dalam negeri yang berbondong-bondong datang ke kota Surabaya tapi juga dari mancanegara untuk melihat dan belajar di kota ini.

Satu jam lebih walikota yang mendapatkan penghargaan sebagai walikota teramanah se-Asia Pasifik dari lembaga independent di Jepang itu menyampaikan berbagai hal terkait dengan kota Surabaya, dan di akhir pemaparannya Bu Risma menegaskan lagi, semua itu bisa dia lakukan di antaranya adalah karena terinspirasi dari buku Khutbah Hijau yang ditulis oleh Omda Luthfi Muhammad.

“Buku yang ditulis oleh Abuya (Omda Luhtfi) yang telah saya baca, tidak hanya buku Khutbah Hijau selalu memberikan inspirasi, di dalamnya kita diajarkan untuk saling menghargai dan mengerti baik sesama manusia maupun dengan alam lingkungan. Agar terjadi keseimbangan antara kita dengan alam lingkungan. Abuya juga sering mengatakan kepada saya bahwa siapa yang mau menanam pohon dan itu masih hidup terus maka pahalanya akan terus mengalir, karena itu saya sering menaman pohon-pohon dengan uang saya sendiri, kalau saya nanti mati, pahala saya akan terus mengalir. Untuk itu saya yakin kalau kita mau membaca dan memahami buku Abuya Luthfi ini, akan bermanfaat bagi kita.”

Jam 11.10 WIB Bu Risma mengakhiri paparannya. Setelah menerima cinderamata berupa buku terbaru yang ditulis oleh Omda Luthfi, Qalban Saliman dan ecoIslam yang diserahkan oleh Ustadz Ali Misbahul Munir mewakili Omda Luhtfi karena berhalangan hadir, Bu Risma undur diri karena harus segera menghadiri acara lainnya di Jakarta.

[caption id="attachment_316448" align="aligncenter" width="578" caption="foto: dok.pribadi"]

13953725261415714490
13953725261415714490
[/caption]

Acara bedah buku dilanjutkan oleh para narasumber, Ustadz Ali Misbahul Munir, Pengasuh PP Ma’had al-Qur’an Surabaya, Prof. Dr. Husais Aziz guru besar Fakultas Adab dan Dr. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil dosen Fakultas Adab UIN Sunan Ampel yang dimoderatori oleh Ridwan Bagus Dwi Saputra S.Hum.

Ustadz Ali Misbahul Munir mengatakan bahwa buku Khutbah Hijau yang ditulis oleh Omda Luthfi ini dan berisi 17 topik khutbah Jum’at dan dua Khutbah Id ini mengajak kepada segenap kaum muslimin-mukmin untuk berperilaku rahmah terhadap manusia dan ramah terhadap lingkungan. Khutbah yang biasanya hanya membahas mengenai hubungan antara manusia dengan Allah, dalam buku ini tidak hanya itu, juga dibahas mengenai bagaimana seorang manusia menjaga hubungan dengan Allah, sesama manusia dan juga alam lingkungan.

Prof. Dr. Husais Aziz memaparkan bahwa buku Khutbah Hijau ini memberikan warna baru bagi umat Islam, terutama bagi Khatib bahwa selama ini seolah kita terjebak pada paradigma pemahaman bahwa Khutbah harus membahs tentang Tuhan, surga dan neraka. Padahal alam lingkungan yang kita tempati juga harus dan sudah selayaknya diperhatikan agar tidak terjadi berbagai kerusakan lingkungan seperti saat ini.

Sementara itu Dr. H. Achmad Zudhi Dh, M.Fil memberikan tanggapannya tersendiri bahwa, buku-buku tentang Islam sudah banyak diterbitkan, tetapi buku Islam yang mengkhususkan kajian mengenai ekosistem atau sistem lingkungan hidup belum banyak, apalagi buku khutbah yang khusus tentang lingkungan hidup dan ramah lingkungan. Kalau tidak boleh dibilang belum ada sebelumnya, keberadaannya kini masih sangat langka. Karena itu, buku “Khutbah Hijau: Mengajak Diri Ramah Lingkungan” yang ditulis oleh Omda Luthfi Muhammad, sangat penting dan strategis dalam merespons berbagai peristiwa (banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, gempa, kabut asap, kebakaran, dan lain-lain) yang belakangan sering terjadi di negeri ini.

Acara berlangsung dinamis dan tampak peserta begitu antusias dengan berbagai pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Acara bedah buku ini diakhiri pada pukul 13.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun