Mohon tunggu...
Zaenal Mustofa
Zaenal Mustofa Mohon Tunggu... -

Desaku Indonesiaku... Desa adalah bagian wilayah terbesar NKRI. Manakala Desa maju, maka Negara ikut terdorong maju. Manakala Desa tertinggal oleh kemajuan, maka Negara langkahnya pincang. Menjadi penting Pemberdayaan lebih maksimal terhadap Desa. Pemerintahan Desa sebagai ujung tombak Pemerintahan RI (agent of change) dalam rangka pemberdayaan Desa adalah menjadi kunci utama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akankah Indonesia Menghujat Jokowi Seperti Hujatan Kepada SBY?

26 Agustus 2012   11:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi Cagub DKI Jokowi akan kalah pada pemilihan putaran kedua karena kita memang belum tahu, dan mungkin saja Jokowi akan memenangkan dalam pemilihan dengan beberapa kelebihan Jokowi berhadapan dengan kelebihan Foke. Khususnya analisa terhadap kemenangan Jokowi nampak bahkan lebih kuat ketika media ikut memberikan kontribusi keuntungan buat Jokowi. Beberapa tulisan di Kompasiana banyak yang menyebut bahwa keadaan Jokowi saat ini mirip dengan SBY pada 2004 (bahkan hingga 2009) yang seakan kemenangan di depan mata cenderung berpihak pada Jokowi walau sandungan banyak bertebaran. Dengan 'otoritas' media pula seluruh bangsa Indonesia ikut memuji Jokowi bagi yang pro terhadap figurnya.

Saya sendiri mengenal sosok Jokowi bersamaan media memberitakan Mobil Esemka, bahkan saya juga ikut bangga, walau realisasi tujuan Mobil Esemka belum memenuhi pemberitaan media kembali. Saya pun yakin banyak masyarakat Indonesia juga ikut memujinya.

Nasib baik Jokowi yang hampir sama dengan SBY tersebut memancarkan dan menuai sanjungan, lebih jauh lagi dibaliknya tersimpan harapan besar akan adanya perubahan untuk Jakarta sebagai metropolitan. Sanjungan, pujian, memperbesar percaya diri pun sampai digunakan oleh para pendukung yang menjadi gumpalan bius penuh racun untuk mematikan strategi lawan. Sanjungan dan pujian serta kepercayaan kemampuan potensi diri seakan tak pernah berhenti menjelang pertarungan paling menentukan di putaran kedua.

Namun di balik semua itu, ada terselip kekhawatiran manakala Jokowi akhirnya terpilih dan menjadi Gubernur Jakarta tetapi dalam periode kepemimpinannya kurang sesuai harapan dengan warganya misalnya tidak dapat mengatasi banjir, kemacetan dan beberapa kesemrawutan yang dininilai terasa oleh warganya akankah terjadi hujatan yang sama seperti hujatan-hujatan yang ditujukan kepada SBY ketika dinilai gagal dalam menjalankan roda pemerintahan yang dipimpinnya. Saya sendiri masih husnudh-dhon (berprasangka baik) bahwa hujatan kepada SBY yang dulu sempat bertebarkan sanjungan adalah salah satu bentuk evaluasi, kritik, koreksi untuk memperbaiki kinerjanya.

Semoga jikalau Jokowi menjadi gubernur DKI dan kebetulan kurang baik dalam mengelolanya (harapan kepemimpinannya bagus) tidak terjadi arus balik pujian jadi hujatan, sanjungan jadi umpatan, yang andai pun harus terjadi umpatan dan hujatan itu untuk perbaikan. Tentu saya juga ikut berharap walau bukan warga DKI karena masih ikut memiliki sebagai warga Indonesia mudah-mudahan Jakarta akan lebih baik setelah mempunyai gubernur baru, baik Jokowi ataupun Foke.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun