Jamal tengok kanan, tengok kiri. Agar tak terlihat orang. Perlahan dan pasti dia mendekati kotak besi bertuliskan 'KOTAK AMAL.' Dia masukkan sekeping uang logam tersebut. "Klontanggg werr werr ting!" suaranya terdengar sangat keras di telinga Jamal. Getaran uang dalam kotak, seakan bersaing dengan degup jantung pedagang bakso keliling tersebut.
Secepat kilat Jamal kembali ke tempat semula. Cuek, seakan tak terjadi apa-apa.
Ikhlas? Mungkin. Itu satu-satunya uang terakhir di dompet. Kecil, bagi bendahara Masjid. Tapi bagi Jamal koin itu luar biasa berharga. Koin penghuni terakhir di dompetnya. Mengorbankan satu-satunya yang tersisa. Tentu terasa berat, meskipun tidak seberapa nominalnya. "Ya Allah, terimalah amalku yang tidak seberapa," pinta Jamal. Amin. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI