Cerita ini berawal dari kiriman WhatsApp. Salah satu panitia ujian akhir sekolah berkirim pengumuman di WhatsApp Grup (WAG) Sekolah. Redaksi informasinya sebagai berikut:
"Bapak/Ibu guru dan karyawan, selama pelaksanaan USBN, mohon untuk mengenakan sragam batik, mksh."
Sepintas tidak ada yang salah dengan pemberitahuan WA tersebut.
Salah satu guru senior menelpon guru lain yang lebih muda. Kebetulan guru muda tersebut belum melihat kiriman WhatsApp.
"Pak, kok pakai seragam batik mksh. Batik mksh itu yang mana?"
Guru yang ditanya menjawab,"Saya tidak tahu. Pokok pakai seragam batik khan tidak masalah. Kalau disuruh pulang, ya pulang, gitu aja kok repot."
Istri guru senior sedang menyiapkan baju suaminya. Berniat akan setrika salah satu baju celana suami.
"Pa, pakai baju yang mana?"Â tanya istri.
"Gak tahu Ma, informasi WA sekolah pakai baju batik mksh. Yang mana Ma batik mksh?"
"Saya juga tidak tahu Pa. Ya sudah saya setrrikakan yang merah ini."Â Jawab Sang Istri.
****
Tiba di sekolah, guru senior penasaran. Batik mksh itu yang mana? Kedua matanya melihat seragam batik teman-teman guru. Tidak ada yang sama. Bebas batiknya.
Hingga sampai pada pertemuannya dengan panitia yang mengirimkan informasi via WA. Pertanyaan itu belum sirna, "Batik mksh???"
"Pak, batik mksh itu yang mana?" tanya guru senior.
"Batik mksh ???"Â Panitia tersebut balik bertanya.
"Itu lho Pak, kemarin Anda kirim informasi via WA. Agar semua Bapak/Ibu memakai batik mksh?"
"Hahaha.... hehehe....wkwkwk....."Â Yang ditanya justru tertawa terbahak-bahak.
"mksh itu maksudnya terima kasih."
"Ealah, hehehe.... Katrok! Katrok! Katrok!"
Pak guru senior, panitia, pengawas ruang yang kebetulan melihat kejadian tersebut langsung tertawa bersama-sama, "Grrrrr... Gerrrrr ..!" (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H