Siapa sih yang di sebut pemilih pemula itu?Jadi yang di maksud pemilih pemula itu adalah warga Indonesia yang baru pertama kali mengikuti pemilu nasional dengan usia sekitar 17 sampai 21 tahun, kalau istilah sekarang di sebutnya generasi Z.
Menurut komisi pemilihan umum republik Indonesia atau KPU RI menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) nasional untuk pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, pemilih berusia 17 tahun sebanyak 0,003 persen atau sebanyak 6 ribu jiwa. Hal ini menyatakan pemilu tahun 2024 tidak di dominasi oleh pemilih pemula tetapi di dominasi oleh pemilih muda.
Rinciannya, pemilih dengan rentan usia 17 sampai 30 tahun mencapai 31,23 persen atau sekitar 63,9 juta jiwa. Lalu disusul dengan pemilih dengan usia 31 hingga 40 tahun sebanyak 20,70 persen atau sekitar 42,395 juta jiwa. Sementara pemilih dengan usia lebih dari 40 tahun presentasinya mencapai 48,07 persen atau berjumlah 98.448.775 orang.
Walaupun pertama memilih tetapi perannya sama pentingnya dengan pemilih lainnya, karena satu suara akan menentukan nasib seluruh warga Indonesia untuk 5 tahun mendatang.
Jika kita salah pilih, bisa menyesal di kemudian hari. Oleh karena itu, jangan sampai kehilangan hak suara karena apatis dengan politik apalagi karena malas jalan ke TPS atau alasan lainnya.
Alasan basi tidak ikut pemilu
1.Tidak mengenal masing-masing kandidat.
Mereka adalah figur public yang selalu siap sedia menjual sosoknya dan semuanya ada di ponsel pintar kita. Informasi tentang kandidat bertebaran di polsel kita mulai dari profil, rekam jejak, dan janji-janji yang di tawarkan sampai kelakuan blunder-blunder yang mereka lakukan. Jadi tidak ada alasan untuk kita tidak tahu kandidat pemilu.
2.Tidak ada kandidat yang meyakinkan.
Sebagian besar dari kita tidak puas dengan pilihan kandidat yang ada. Tetapi seseorang memang harus terpilih, kita harus yakin pada diri sendiri bahwa kita cukup cerdas untuk bisa menilai siapa yang lebih dibutuhkan untuk negeri ini.
3.Tidak merasa terwakili.
Siapa lagi yang akan menyuarakan kebutuhan seperti internet yang tidak baik, pendidikan yang membosankan dan lain sebagainya jika bukan anak muda?
4.Tidak suka politik.
Tugas kita hanya memilih orang yang tepat tidak lebih dari itu.
5.Tidak punya waktu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah menyisihkan 5 menit untuk datang memilih di TPS. Lima menit untuk lima tahun kita semua.
Hal ini dapat meningkatnya angka golongan putih (GOLPUT) di Indonesia. "Jika tidak kelola dengan baik, kami khawatir jumlah golput akan terus bertambah,"kata Suprawoto saat menjadi narsum dialog sosialisasi Pemilu pemula di Monumen Pers Nasional di Surakarta, Sabtu (8/3).
Memang terkadang ada masalah administrasi seperti kesalahan data kependudukan dan kartu pemilih yang harus diperbaiki pemerintah. Tetapi untuk yang satu ini harus di perjuangkan
Alasan kita untuk tidak mengikuti pemilu sangat bervariasi tetapi itu sangat bisa di atasi dengan fikiran positif kita masing- masing, kita sebagai pemilih pemula yang usia nya muda perlu ikut memilih agar kepentingan dan nalar nya bisa terwakili. Sangat menarik jika Indonesia di tentukan pilihan anak muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H