Mohon tunggu...
Zadit Alkaff
Zadit Alkaff Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alkaff family

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia dan Alam Semesta

16 Oktober 2014   19:49 Diperbarui: 4 April 2017   17:16 17185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara manusia dengan alam disebut dengan takdir.

Setelah pembahasan menyangkut dengan hakikat manusia dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembahasan mengenai hakikat dan kedudukan alam dalam tinjauan Filsafat Pendidikan Islam.

Menurut Al-Jurjani, sebagaimana dikutip Toto Suharto menyatakan bahwa term alam adalah segala hal yang menjadi tanda bagi suatu perkara sehingga dapat dikenali. Sedangkan secara terminolgi berarti segala sesuatu yang ada (maujud) selain Allah, yang dengan ini Allah dapat dikenali baik nama maupun sifat-sifat-Nya. (Asy syarqaw, 1985, hal. 222)Segala sesuatu selain Allah itulah alam dalam pengertian yang sederhana.

Dari pengertian tersebut, secara sepintas dapat dipahamai bahwa alam dengan segala isinya diciptakan oleh Allah agar melalui semua itu dapat mengenal-Nya. Di samping itu, alam dengan segala potensi yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia secara bersama.

Dalam kaitannya dengan alam, menurut Al-Syaibany terdapat beberapa prinsip Filsafat Pendidikan Islam tentang alam, antara lain yakni:

a. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa pendidikan Islam sebagai proses pembentukan pengalaman dan perubahan tingkah laku, baik individu maupun masyarakat hanya akan berhasil apabila terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan alam sekitarnya tempat mereka hidup. Seluruh makhluk, baik benda ataupun alam sekitar, dipandang sebagai bagian alam semesta. Oleh karena itu, proses pendidikan manusia dan peningkatan mutu akhlaknya, bukan sekedar terjadi dalam lingkungan sosial (sesama manusia) semata, tapi juga dalam lingkungan alam yang bersifat material.

b. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta atau universe, baik yang materi maupun bukan, memiliki hukumnya sendiri-sendiri. Hal ini harus diteliti dan dipelajari dalam pendidikan Islam agar peserta didik mampu mengenali hukum-hukum yang mengendalikan alam semesta ini sehinga memiliki keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan.

c. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta yang terbagi dalam dua kategori (alam materi dan alam ruh), harus dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu pendidikan Islam harus memperhatikan kedua hal ini secara seimbang, karena kehidupan manusia yang sempurna tidak akan terwujud hanya dengan memperhatikan salah satunya.

d. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta yang berjalan dengan teratur ini, harus dipahami sebagai keajaiban dan keagungan Sang Pencipta. Olehnya itu, dari sikap ini diharapkan akan menambah iman atau keyakinan bahwa manusia tidak berdaya dihadapan Allah yang telah membuat dan mengatur alam ini sedemikian harmonis dan teraturnya.

e. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta ini bukanlah musuh bagi manusia, dan bukan penghalang bagi kemajuan peradaban manusia, melainkan alam merupakan teman dan alat bagi kemajuan manusia. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus senantiasa diarahkan agar dapat menanamkan pemahaman kepada peserta didik tentang bagaimana mengelola alam dan memanfaatkannya secara bijaksana demi kepentingan umat manusia.

f. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta dan seisinya ini bersifat baru (tidak kekal). Prinsip ini dapat dijadikan sebagai pegangan pendidikan Islam bahwa hanya Allahlah yang bersifat kekal dan abadi.

Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya adadua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua,manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnyahal itu akan merusak kehidupan umat manusia itu sendiri.Mengenai prinsip yang pertama, Allah berfirman dalam Al-Quran surat Hud ayat 61:

Artinya: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan memerintahkan kalian

memakmurka

nnya (mengurusnya)”.

Adapun mengenai prinsip yang kedua, yaitu agar manusia jangan merusak alam, dinyatakan olehAllah melalui berbagai ayat dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-

A’raf ayat 56:

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya”.

Dengan demikian, dapat dipahami dengan jelas bahwa kesadaran melestarikan lingkungan,sebagaimana yang dikampanyekan oleh orang-orang sekarang ini, dasar-dasarnya telahdigariskan oleh Islam sejak lima belas abad yang lalu. Hanya saja, karena keterbelakangan,kemiskinan, dan kebodohannya sendiri, umat Islam seringkali kurang memahami arti dari ayat-ayat dari Al-Quran. Oleh karena itu, salah satu tugas utama Islam adalah menghapusketerbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan dari kehidupan umat.Apa yang dikemukakan diatas merupakan prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitar,yaitu prinsip pemanfaatan dan sekaligus pelestarian lingkungan alam. Agama memberi motivasikepada manusia untuk mewujudkan kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya

A.Kesimpulan

Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya adadua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua,manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnyahal itu akan merusak kehidupan umat manusia itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun