Maraknya tren minuman kopi dengan berbagai rasa telah menjadi andalan bagi seluruh kalangan masyarakat terutama untuk para pekerja kantoran yang biasa minum kopi di pagi hari. Menurut Badan Pusat Statistik (2022), produksi kopi di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 774,96 ribu ton dengan daerah yang memiliki perkebunan kopi tertinggi di Indonesia yaitu Sumatera Selatan dengan luas 267,25 ribu hektar. Konsumsi kopi semakin meningkat selain untuk pekerja kantoran, anak muda seperti mahasiswa juga biasa mengonsumsi kopi di coffee shop sebagai teman dan tempat belajar. Kopi juga memiliki variasi dalam jenisnya yaitu kopi instan dan kopi Ready To Drink (RTD). Kopi memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan karena memiliki senyawa antioksidan. Kandungan antioksidan dalam kopi salah satunya adalah Chlorogenic acid (CGA) (Ayelign dan Sabally 2013). Kopi juga memiliki variasi dalam segi rasa karena adanya penambahan bahan seperti susu, brown sugar, sirup stroberi, dan lain sebagainya.Â
Pencampuran bahan yang digunakan dan kerap menjadi salah satu variasi terbaru dari variasi rasa kopi yaitu campuran dengan air kelapa. Kopi yang digunakan biasanya seperti kopi cold brew atau espresso karena memiliki keseimbangan dalam hal rasa. Air kelapa hijau telah lama dianggap sebagai minuman alami yang kaya akan elektrolit, vitamin, dan mineral. Sementara itu, kopi tetap menjadi salah satu minuman paling populer di dunia dengan penggemar yang terus tumbuh. Gabungan air kelapa hijau dan kopi tidak hanya menciptakan rasa yang menyegarkan, tetapi juga menciptakan minuman dengan profil rasa yang unik. Kombinasi ini dapat memberikan kelembutan rasa air kelapa dengan keasaman dan kekentalan kopi, menciptakan minuman yang seimbang dan cocok untuk berbagai selera. Campuran kopi dan air kelapa ini memiliki rasa menyegarkan dan cocok untuk diminum ketika sedang panas atau musim kemarau.Â
Dalam hal ini, memang perlu adanya inovasi mengenai kemasan yang dapat mendinginkan minuman dalam waktu yang lama sehingga dapat menikmatinya tanpa khawatir tidak kembali dingin. Konsep self-cooling/chilling dapat menjadi alternatif yang baik untuk mempertahankan suhu rendah pada minuman. Self-cooling cans umumnya berisi campuran tertentu dari bahan-bahan yang mampu menyerap panas. Campuran ini dapat melibatkan bahan-bahan seperti ammonium nitrate, air, dan serbuk karbon dioksida. Konsep kemasan ini sebelumnya sudah pernah diciptakan atau perkenalkan oleh perusahaan yang memproduksi kemasan ringan dalam kaleng melalui Tempra Technologies. Perusahaan ini merupakan perusahaan Crown Cork & Seal. Â
Pada implementasi teknologi Crown/Tempra ini, air terperangkap dalam lapisan gel yang terpisah dari kaleng minuman, memungkinkan panas untuk langsung memengaruhi minuman di dalamnya. Konsumen dapat membuka katup dengan memutar dasar kaleng, yang akan menyentuh lapisan gel yang terletak di bagian luar. Proses penguapan air kemudian terjadi pada suhu ruangan, menyebabkan penurunan suhu hingga 16.7C dalam waktu 3 menit.
Setelah mekanisme diaktifkan, bahan dalam can mulai mengalami reaksi kimia atau perubahan fase yang memerlukan energi panas. Proses perubahan fase menyebabkan penyerapan panas dari sekitarnya, termasuk panas yang berasal dari minuman di dalam can. Akibatnya, minuman di dalam can menjadi lebih dingin secara signifikan.Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu dingin yang diinginkan dapat bervariasi tergantung pada desain dan teknologi yang digunakan.Â
Sebuah cara lain ini menggunakan penambahan bahan seperti amonium klorida dan amonium nitrat ke dalam ruang kosong pada kaleng. Jika amonium klorida dan amonium nitrat tercampur dengan air, hasil campuran ini akan menyerap panas dan mengurangi suhu produk. Metode ini memerlukan pengadukan kemasan sebelum pendinginan, sehingga tidak ideal untuk minuman berkarbonasi dan bir. Kemasan pendingin adalah bentuk kemasan yang secara otomatis dapat menurunkan suhu produk makanan/minuman di dalamnya dengan memanfaatkan prinsip reaksi endotermik (penyerapan panas). Sebagai contoh, suatu produk minuman dapat menjadi dingin tanpa perlu ditempatkan di dalam lemari pendingin, karena menggunakan prinsip reaksi endotermik dari campuran amonium nitrat dan klorida dalam air yang terdapat pada kemasan produk (Nugraheni 2018).
 Kemasan self-cooling cans memiliki berbagai manfaat yang membuatnya sesuai untuk berbagai keperluan dan situasi seperti memungkinkan konsumen menikmati minuman dingin di mana saja tanpa perlu kulkas atau es, cocok untuk kegiatan outdoor, perjalanan, atau situasi di mana akses ke pendingin mungkin terbatas, menarik perhatian konsumen yang mencari sesuatu yang lebih dari sekadar minuman biasa dengan inovasi baru yaitu kopi dengan air kelapa, dan menyediakan peluang bagi produsen minuman untuk berinovasi dan membedakan produk mereka di pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H