Mohon tunggu...
Zada Belle Pamela
Zada Belle Pamela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

Undergraduate Student of Communication Science

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Kondisi Psikologis Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Interpersonal Gen-Z?

4 Desember 2024   12:28 Diperbarui: 4 Desember 2024   12:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Komunikasi Interpersonal (Sumber: Pinterest)

Generasi Z atau yang dikenal sebagai Gen-Z yang terlahir sejak tahun 1990-an hingga 2010 merupakan generasi yang tumbuh beriringan dengan teknologi digitalisasi serta media sosial. Perkembangan internet dan komunikasi instan sangat mempengaruhi kehidupan mereka, termasuk membentuk cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar, salah satunya dalam aspek komunikasi interpersonal. Selain adanya keterampilan untuk penyesuaian diri dengan kemajuan teknologi, kondisi psikologis juga memainkan peran penting dalam efektivitas Gen-Z saat berkomunikasi dengan orang lain. Yang mana banyak lapisan masyarakat, terutama Gen-Z, masih belum menyadari betapa pentingnya memahami cara berkomunikasi interpersonal untuk membentuk karakteristik atau personal branding yang baik.

Melansir dari laman halodoc, Gen-Z sering kali menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang memiliki keterkaitan dengan kecemasan, stres, hingga tekanan sosial tinggi. Salah satu alasan yang dijabarkan yakni adanya paparan media sosial yang banyak diakses oleh Gen-Z. Perasaan keterasingan, juga dikenal sebagai "fear of missing out" (FOMO), dapat meningkat karena keterlibatan terus-menerus di media sosial. Hal ini dapat memunculkan perasaan cemas atau takut tidak diterima dalam lingkungan sosial tertentu. Jika tidak diatasi dengan baik, kecemasan sosial ini dapat membuat komunikasi interpersonal kurang efektif dan bahkan canggung, serta menjadi penghalang Gen-Z untuk mengekspresikan diri secara autentik dan terbuka.

Pentingnya peran teknologi dalam membentuk psikologis Gen-Z juga menjadi suatu hal yang tidak bisa dihiraukan. Saat ini, banyak dari mereka yang sering kali menjadikan media sosial sebagai ajang untuk pencarian validasi diri serta pengakuan dari luar. Berdasarkan seberapa banyak like, comment, dan follower yang mereka dapatkan sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri. Terlebih jika adanya feedback positif atau bahkan negatif yang mereka peroleh menjadi faktor dan memberikan dampak pada bagaimana mereka berinteraksi secara langsung. Tak jarang mereka memilih untuk berkomunikasi secara virtual dibandingkan dengan tatap muka secara langsung karena merasa lebih aman dan nyaman, yang justru menjadikan mereka kurang interaktif pada saat berkomunikasi interpersonal yang nyata.

Selain kecemasan sosial, stres akademik dan tekanan dari harapan sosial adalah concern kondisi psikologis lainnya yang sering dialami Gen-Z. Gen-Z sering kali mendapatkan tuntutan prestasi yang tak jarang dari mereka mengorientasikannya sebagai beban, baik dari keluarga maupun lingkungan luar. Adanya perasaan pesimis dan ketidakpastian akan masa depan juga menjadi salah satu fase yang sering kali dialami. Pressure tersebut dapat memunculkan perasaan over-achivement serta memberikan distraksi pada kemampuan komunikasi interpersonal yang mereka miliki. Ketika individu stres, komunikasi interpersonal yang seharusnya dapat berjalan dengan baik, justru memunculkan perasaan tegang atau bahkan emosional tidak stabil, sehingga mengurangi esensi personal saat berkomunikasi dengan orang lain.

Meskipun demikian, kondisi psikologis yang sehat, seperti intelegensi emosional seimbang serta rasa percaya diri tinggi, dapat membantu meningkatkan efektivitas seseorang dalam berkomunikasi. Gen-Z yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi cenderung lebih mudah berbicara di depan umum, mengutarakan pendapat, dan memulai percakapan dengan orang lain. Mereka memiliki kemampuan lebih dalam hal emotional coping dan pengekspresian diri secara terbuka, sehingga komunikasi yang terjalin menjadi lebih interaktif dan intens. Adapun kondisi psikologis yang positif dapat menjembatani komunikasi secara dua arah dan terbuka.

Kondisi psikologis juga memengaruhi kemampuan empati yang menjadi komponen penting dalam komunikasi interpersonal. Gen-Z memungkinkan untuk kesulitan memahami atau merasakan kondisi emosional orang lain jika mereka mempunyai gangguan psikologis, seperti kecemasan. Hal ini menjadi salah satu faktor dalam bagaimana mereka berkomunikasi, tidak terkecuali pada interaksi dalam hubungan yang intim, seperti keluarga. Komunikasi dapat menjadi buruk atau bahkan merusak hubungan interpersonal ketika individu kesulitan untuk memposisikan diri serta tidak dapat melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain.

Secara keseluruhan, kondisi psikologis Gen-Z sangat berkesinambungan dengan bagaimana efektivitas komunikasi interpersonal mereka. Kondisi psikologis yang buruk, seperti adanya kecemasan, stres, hingga depresi dapat menjadi faktor rendahnya kualitas individu saat berinteraksi. Kondisi tersebut dapat menimbulkan perasaan terisolasi serta ketidakmampuan mereka untuk mengungkapkan pemikiran dengan jelas. Sedangkan, kondisi psikologis yang baik, dapat memberikan peluang lebih besar pada Gen-Z untuk merancang cara berkomunikasi dengan orang lain secara positif, berempati, dan lebih bermakna.

Sebagai generasi muda yang hidup di era dinamika digitalisasi, perlu untuk menekankan pentingnya pengelolaan kondisi psikologis diri sendiri dengan baik, serta menyadari komponen dan peran individu. Kemampuan komunikasi interpersonal dapat meningkat dengan adanya dukungan dari lingkungan sosial, pemahaman kesehatan mental, kesadaran individu mengenai pentingnya keseimbangan intelegensi emosional, serta tidak lupa untuk selalu membatasi diri dari derasnya arus perkembangan teknologi. Dengan demikian, dapat terbentuk generasi yang tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga unggul dalam menciptakan hubungan yang positif dan bermakna dengan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun