Mohon tunggu...
Arjaul Anzakhi
Arjaul Anzakhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung

🍂

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Inklusi Pendidikan Tunarungu di Sekolah Dasar: Pendekatan dan Praktik yang Efektif

26 Juni 2023   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2023   15:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan inklusif menjadi tujuan penting dalam sistem pendidikan saat ini. Dalam konteks pendidikan, inklusi mengacu pada memasukkan semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, ke dalam lingkungan pembelajaran yang sama. Salah satu kelompok yang memerlukan perhatian khusus dalam konteks inklusi adalah siswa tunarungu di sekolah dasar.

Pendidikan tunarungu adalah bagian penting dari upaya inklusi pendidikan. Siswa tunarungu memiliki kebutuhan khusus dalam hal komunikasi, pemahaman bahasa, dan interaksi sosial. Mereka menghadapi tantangan dalam mengikuti pembelajaran di lingkungan yang di dominasi oleh komunikasi lisan. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dasar untuk mengadopsi pendekatan dan praktik yang efektif untuk meningkatkan inklusi pendidikan tunarungu.

Pendekatan dan Praktik yang Efektif:

Tim Pengajaran Terpadu: Sekolah dasar harus membentuk tim pengajaran yang terpadu yang terdiri dari guru umum dan guru khusus pendidikan tunarungu. Tim ini bekerja sama dalam merancang dan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tunarungu.

Penggunaan Teknologi Bantu Pendengaran: Penggunaan teknologi bantu pendengaran seperti alat bantu dengar dan sistem loop induksi magnetik dapat membantu siswa tunarungu dalam dalam mendengarkan dan memahami materi dalam pelajaran. Sekolah dasar harus dilengkapi dengan teknologi ini dan memastikan aksesibilitasnya.

Peningkatan Kesadaran dan Sensitisasi: Penting bagi sekolah dasar untuk meningkatkan kesadaran dan sensitisasi terhadap kebutuhan siswa tunarungu di antara siswa, guru, dan staf sekolah lainnya. Pelatihan dan workshop tentang pendidikan tunarungu dapat di selenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja dengan siswa tunarungu.

Modifikasi Kurikulum: Kurikulum sekolah dasar perlu dimodifikasi untuk memperhitungkan kebutuhan siswa tunarungu. Penggunaan strategi pembelajaran visual, penggunaan bahasa isyarat, dan pemberian dukungan tambahan sesuai dengan kebutuhan individual dapat membantu siswa tunarungu dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kolaborasi dengan Orang Tua: Sekolah dasar harus berkolaborasi dengan orang tua siswa tunarungu untuk memastikan keberlanjutan dukungan dan perawatan di rumah. Komunikasi terbuka dan saling mendukung antara sekolah dan orang tua dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun