Seorang lelaki yang duduk di tepi tempat tidurnya, jantungnya berdebar kencang, dan napasnya sesak. Mata-matanya penuh dengan air mata yang belum juga habis. Ia merasa seolah-olah dunia telah runtuh di atasnya, dan setiap denyutan jantungnya hanya mengingatkannya pada apa yang telah hilang. Putus cinta adalah salah satu pengalaman yang paling sulit dalam hidupnya, dan di saat seperti ini, perjuangan melawan gejala panic attack menjadi salah satu medan perang yang paling berat yang pernah ia jalani.
Panic attack adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami serangan panik yang datang secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama beberapa menit. Gejalan yang dirasakannya ialah detak jantung yang cepat, sesak napas, gemetar, rasa takut yang sangat kuat, dan sensasi kehilangan kendali. Panic attack dapat terjadi karena berbagai alasan, dan salah satunya adalah akibat dari putus cinta.
Pada malam itu, kita akan menjelajahi pengalaman seorang lelaki yang menghadapi panic attack setelah putus cinta. Kami akan meresapi perasaannya, memahami gejala yang dialaminya, dan melihat bagaimana ia akhirnya mampu bangkit dari kegelapan yang melilitnya.
Malam yang Kelam
Kisah ini dimulai pada sebuah malam yang kelam. Lelaki ini, yang kita sebut saja Satria,dia merasa seolah-olah dunianya telah hancur. Hubungannya dengan kekasihnya, Raissa, berakhir secara tiba-tiba, tanpa peringatan. Satria merasa seolah-olah tiba-tiba terlempar ke dalam jurang kegelapan yang dalam. Saat ia duduk di kamarnya, merenungkan kenangan-kenangan manis bersama Raissa, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh.
Pertama-tama, jantungnya berdebar-debar. Detak jantung yang biasanya tenang kini seperti bom yang siap meledak. Napasnya mulai tidak teratur, dan ia merasa sesak. Satria mencoba berdiri, mencari udara segar di luar kamarnya, tapi kakinya terasa lemas, dan ia terjatuh. Rasa takut yang luar biasa mulai menyergapnya, seolah-olah ia tenggelam dalam kegelapan yang tak berujung.
Gejala Panic Attack
Panic attack adalah sebuah kenyataan yang sangat menakutkan. Satria merasakannya pada malam itu, dan ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Gejala-gejala panic attack mulai melanda dirinya dengan kekuatan yang menghancurkan. Ia merasa seperti tenggelam dalam kengerian yang tak terbendung.
- Detak jantung yang cepat dan tidak teratur: Jantungnya berdegup seperti ingin keluar dari dada, membuatnya merasa seolah-olah akan mati karena serangan jantung.
- Sesak napas: Napasnya menjadi dangkal dan terasa seperti udara yang sangat terbatas, seolah-olah dunia sedang mengepungnya.
- Â Gemetar: Satria merasa tubuhnya gemetar, tidak bisa lagi mengontrol gerakan-gerakan kecilnya.
- Â Nyeri dada: Rasa sakit di dada membuatnya semakin yakin bahwa ini adalah akhirnya.
- Rasa takut yang luar biasa: Ia merasa seolah-olah dunia sedang runtuh di atasnya, dan tak ada jalan keluar.
- Â Sensasi kehilangan kendali: Satria merasa ia kehilangan kendali atas tubuhnya, seperti sedang digiring oleh sesuatu yang jahat.
- Perasaan terputus dari kenyataan: Satria merasa terputus dari kenyataan sekitarnya, seolah-olah ia sedang bermimpi buruk yang tak kunjung berakhir.
Semua gejala ini adalah bagian dari pengalaman panic attack, dan saat itu, Satria merasa hancur. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana bisa menghentikan gejala ini, dan bagaimana ia bisa terus hidup tanpa Raissa.
Kunci Mengatasi Panic Attack
Mengatasi panic attack bukanlah tugas yang mudah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu seseorang menghadapinya dengan lebih baik. Satria mulai memahami langkah-langkah ini ketika ia berusaha meredakan gejala panic attacknya.
- Pahami gejala: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami gejala-gejala panic attack. Dengan menyadari bahwa apa yang terjadi pada diri kita adalah suatu serangan panik, kita dapat mengurangi ketakutan kita.
- Â Bernapas dengan baik: Bernapas adalah kunci. Satria mencoba untuk berkonsentrasi pada napasnya, mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Ini membantunya merasa lebih tenang.
- Tenangkan diri: Satria mulai memberi tahu dirinya sendiri bahwa ini hanya sementara, dan bahwa ia bisa mengatasi gejala ini. Berbicara pada diri sendiri dengan penuh kasih sayang adalah salah satu cara yang efektif untuk mengurangi kepanikan.
- Cari dukungan: Satria akhirnya menghubungi seorang teman dekat dan menceritakan apa yang sedang ia alami. Mendapatkan dukungan dari orang yang peduli adalah langkah penting dalam mengatasi panic attack. Tetapi biasanya cara ini hanya bisa meredakan dalam beberapa waktu saja.
- Hindari pemicu: Satria menyadari bahwa melihat kenangan-kenangan bersama Raissa adalah pemicu utama serangan paniknya. Ia memutuskan untuk menghindari hal-hal yang dapat memperburuk keadaannya.
- Â Konsultasi dengan profesional: Satria akhirnya memutusakan untuk mencari bantuan dari seorang terapis yang dapat membantunya mengatasi trauma akibat putus cinta dan gejala panic attack yang sering terjadi.
Semua langkah ini membutuhkan waktu untuk dikuasai, dan Satria tahu bahwa perjuangannya masih jauh dari selesai. Tetapi, ia merasa semakin kuat dan siap untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H