Mohon tunggu...
Muhammad zakifathlurrahman
Muhammad zakifathlurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

sepak bola , organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dalam Mengisi Kemerdekaan Indonesia

22 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 22 Juni 2023   19:07 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti kata Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu aslama-yuslimu-islaaman yang bermakna patuh dan selamat. Secara istilah Islam menurut para ahli adalah "ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat". Orang yang mengikuti ajaran Islam disebut sebagai muslim bagi laki-laki dan muslimah bagi perempuan.

Umat Islam selalu berada digaris terdepan dalam melawan penjajahan. Kita bisa melihat dari serangan kerajaan Demak Bintoro terhadap Portugis dalam merebut kembali selat Malaka. Sultan Agung yang harus melakukan penyerangan terhadap Jayakarta demi merebut dan mengusir penjajah. Pangeran Diponegoro dengan perang gerilyanya hingga menjadikan perang terbesar harus kalah dengan strategi licik dan pengecut bangsa penjajah.

Perjuangan politik dengan munculnya Syarikat Dagang Islam yang diprakarsai Haji Samanhudi dengan pemimpin pertamanya HOS Tjokroaminoto menjadi organisasi politik Islam pertama. Perlawanan tak juga usai dilakukan oleh umat Islam dengan membawa bekal fatwa semangat dari hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari "hubul Wathon minal iman" yang mampu menggerakkan berbagai golongan untuk menjaga keutuhan NKRI.

Dengan seruan "Allahuakbar" bung Tomo, meletuslah peperangan di Surabaya pada 10 November 1945 melawan tentara Britania raya dan India Britania. Selain itu umat Islam melalui para tokoh-tokohnya berperan besar dalam merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kita bisa sebut beberapa diantaranya adalah bung Hatta dengan kalimat pertamanya "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" dan kalimat kedua dirumuskan sendiri oleh bung Karno begitu juga dengan juga Mr. Ahmad Soebardjo yang ikut merumuskan teks proklamasi.

Selain itu ada juga Haji Agus Salim dengan peran strategisnya bagi tegaknya kemerdekaan Indonesia ialah keberhasilannya memperoleh pengakuan de facto dan dejure dari Mesir bagi kemerdekaan Indonesia.
Dalam merumuskan Pancasila, lagi-lagi umat Islam harus berbesar hati dengan dihapusnya sila pertama

"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dan diganti dengan "Ketuhanan yang maha Esa" demi menjaga persatuan Indonesia.

Kita semua sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia tak hanya umat Islam yang memperjuangkan. Tapi peran umat Islam dalam melawan dan memperjuangkan kemerdekaan sudah dimulai sejak kerajaan-kerajaan Islam. Bahkan berbagai bangsa Eropa yang datang di Nusantara dengan membawa tiga tujuan salah satunya adalah menyebarkan kekristenannya tak mampu mengubah keimanan umat Islam namun, yang terjadi semakin kuat keislamannya hingga mampu menjadikan bangsa Indonesia adalah terbesar penduduknya yang memeluk agama Islam.

 memang pantas jika Islam disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal ini bisa dilihat bahwa umat Islam tak pernah absen dalam memerangi bangsa penjajah sekaligus mengawal berdirinya negara Indonesia. Ungkapan Dr. Douwes Dekker, sebagaimana dikutip oleh tokoh Nahdlatul Ulama, K.H.A. Wakhid Hasjim, "Dalam banyak hal, Islam merupakan nasionalisme di Indonesia dan jika seandainya tidak ada faktor Islam di sini, sudah lama nasionalisme yang sebenar-benarnya (tulen) hilang lenyap."

Maka dari uraian di atas bisa juga disimpulkan bahwa Islam tak pernah mengajarkan anti nasionalisme. Dengan Islam kita mencintai bangsa dengan Islam kita bersatu membangun bangsa demi kemajuan peradaban masyarakatnya. Ketika muncul Islam anti nasionalis Islam anti kebangsaan maka itu jelas sebuah praktek Devide et Impera yang ingin memecah belah bangsa besar ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun