Mohon tunggu...
Zabrina Raissa
Zabrina Raissa Mohon Tunggu... -

Equity Research Analyst // Asosiasi Analis Efek Indonesia // Speaker // Advisor // Socialpreneur www.linkedin.com/in/zabrina-raissa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tantangan Utama Industri Perbankan Menghadapi Tahun 2014

15 November 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta  (15/11). Kenaikkan BI rate mendorong peningkatan bunga deposito yang akhirnya mendongkrak biaya dana (cost of fund). Diketahui bahwa untuk Kuartal III tahun ini terjadi penurunan net interest margin (NIM) untuk beberapa Bank yang merupakan konsekuensi dari tingginya persaingan memperebutkan dana pihak ketiga (DPK) serta kenaikkkan BI rate 25 bps. Saat ini masalah pergerakan suku bunga dan nilai tukar rupiah menjadi perhatian besar bagi para pelaku industri keuangan dan perbankan di Indonesia.

Ditambah lagi masalah kondisi perekonomian global yang belum kunjung sepenuhnya membaik akibat dampak krisis di Eropa dan Amerika. Dengan keadaan demikian, Perbankan nasional akan mengalami tantangan besar diantaranya kenaikkan risiko kredit, pelambatan pertumbuhan usaha, tertekannya margin bunga bersih, masalah regulasi, sumber daya manusia dan peningkatan biaya operasional,

Secara umum, demi menjaga keuntungan, bank-bank di tanah air berupaya mempertahankan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pada kisaran 5-6%. Dengan NIM sebesar itu, bank-bank masih bisa menjaga laba dengan tetap memelihara rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada level yang aman. Selain menaikkan suku bunga kredit dan menjaga spread (selisih) antara suku bunga kredit  dan simpanan, bank-bank juga akan berusaha mempertahankan NIM dengan menjaga keseimbangan biaya dana (cost of fund), biaya operasional di luar bunga (overhead cost), premi risiko, dan profit. Bank-bank juga terus berupaya menekan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

Namun upaya lain dapat dilakukan juga diantaranya dengan efisiensi dan peningkatan fee based income (FBI) sehingga dapat meningkatkan laba bank.

Hingga akhir Agustus 2013, NIM perbankan masih aman berada pada level 5,46% naik tipis dari agustus 2012 yang tercatat 5,43%.

Untuk memperebutkan dana pihak ketiga (DPK) tentunya menciptakan persaingan yang sangat ketat diantara bank-bank. Dalam upaya menjaga likuiditas perbankan, bank harus ekstra giat dalam mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat. Bila DPK tak mencukupi dan tetap memiliki LDR di atas 92%, bank harus memiliki rasio kecukupan modal (CAR) di atas 14%.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun