Mohon tunggu...
Dirga Zabrian Zainal
Dirga Zabrian Zainal Mohon Tunggu... -

studies islamic culutural and philosophy at Al Alzhar univ. Cairo egypt .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhir Atau Awal Bagi Rakyat Mesir

4 Juli 2013   15:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:00 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pers adalah dunia yang kritis, sigap, dan tanggap.. mengapa saya menyukai pers dan penulisan karena dari itu dunia dapat membaca kita, mengenali kita, dan menjadi saksi bahwa kita itu pernah ada. dari rentetan kegiatan aktif yang menguras banyak pikiran, seolah tulisan lah yang menjadi penawar lelah dan penak di kepala. terbawa arus singkat kejadian bumi tempat ku berpijak sekarang, saya ingin mengurai sedikit saja tentang bumi kinanah dan politiknya yang sungguh membuat  ku harus turut bercengkrama dengannya. meski bukan ikon tapi pribadi ini seolah bersahaja untuk turut merasakan apa yang rakyat mesir kini rasakan. dimulai dari tadi malam suasana jalan dan langit mesir diwarnai dengan massa, helikopter dan petasan kemeriaan. hore, hore dan pesta massa betul-betul membuat bising. apakah gerangan yang terjadi? presiden yang pertama kali dipilih secarah sah melalui pemilihan umum kini harus menelan pil pahit karena dikudeta oleh rakyatnya sendiri. miris kedengaran, dari tanggal 30 juli kemarin massa opsisi bergerak mendemo menuntut turunnya Mursi dari kursi kepresidenan. entah suasana apa yang membuat hati mereka ingin menjatuhkan presiden yang masa kepimimpinannya baru setahun. teringat di bumi pertiwi setelah presiden suharto dijatuhkan oleh rakyatnya, setelahnya bangku kepresidenan dipegang oleh habibie. setahun masanya berlalu beliau tidak lagi melanjutkan lantaran kicauan massa yang tidak mempersilahkan dirinya. bedanya pak habibie diangkat dan dilantik oleh pak harto sendiri, sementara Mohamed Morsi dipilih langsung oleh rakyat pada Pemilu. hampir sama bukan? meski massa pembela Morsi jauh lebih banyak dibanding dengan oposisi. tapi masih saja Mursi harus turun. rapat pleno oleh Dewan Militer Mesir (Abd Fattah Al-Sisi), Grand Syaikh Al-Azhar (Prof. Dr. Ahmad Thayyib), Pemimpin Kristen Koptik (Paus Thawrous), Pihak Oposisi (Muhammad Baradei), Perwakilan Partai Salafi An-Nur dan para tokoh serta aktivis negara, mengambil keputusan untuk memberhentikan Mursi dari jabatannya. hal ini berasaskan pada aspek keselamatan dan keamanan mesir. mencegah dari adanya perpecahan dan perang saudara. kata  Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayyib dalam pidato singkatnya yang disiarkan oleh berbagai kanal televisi Mesir, beliau menyatakan, “Mesir menghadapi dua hal yang mana di antara keduanya yang paling manis terasa pahit. Ini merupakan keputusan yang paling tepat yang harus diambil dan diputuskan. Sebab keputusan inilah yang bisa meredam gejolak kemarahan warga Mesir, mencegah pertumpahan darah dan perang saudara antar rakyat Mesir. Dalam agama –Islam- kita harus mengedepankan dan memilih untuk mencegah kemudharatan yang lebih parah. Semoga keputusan ini melegakan kita warga Mesir untuk bisa hidup dalam satu tanah air dan minum satu sumber mata air sungai Nil.” dan berbagai ungkapan serupa dari petua-petua lembaga islam tertua dan menjadi simbol keislaman mesir yang dikenal moderat. setelah lengsernya Hosni Mubarak, seoalah Morsi dan ikhwanul muslimin yang melatar belakanginya, ingin memutar dan batul-betul menghapuskan rezim penguasa ini. walhasil, rakyat mesir yang belum terlalu siap akan itu menjadi pemicu terjadinya ketidak cocokan dan kejenuhan. disampang itu, banyak lagi ketidkselarasan presiden baru ini bagi kemaslahatan di berbagai sisi masyarakat. ibarat persegi yang di setiap sisinya ada kepentingan dan kepentingan itu haruslah dibenahi secara adil dan merata. wajar lah, negri ini demokrasinya baru. interitasnya pun tegang. menjadi suatu kewajaran bagi pihak kontra untuk memungut massa dan mengulang kudeta massa yang dulunya dialami serupa oleh Presiden Hosni Mubarak. bagian tersulit mesir lagi-lagi terulang. kini Negri piramida ini tidak ada kepala Negaranya. sampai waktu terpilihnya presiden baru, apakah riwayat Ikhwanul Muslimin sudah berakhir sampai di sini?, atau sejarah kepresidenan dari tahun ketahun akan serupa atau senasib dengan para pendahulunya.  Muhammad Najib diasingkan, Jamal Abdun Nashr diracun, Anwar Sadat dibunuh, Hosni Mubarak dilengserkan, dan malam tadi DR. Muhammad Morsi dimakzul. berharap Semoga kedepannya, Presiden Mesir yang akan datang dan seterusnya mampu mencintai dan dicintai rakyatnya hingga tidak ada lagi presiden yang menjadi objek rakyat Mesir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun