Maka ketika tampil di Az-Zikra, itu pula yang ditekankan oleh Anies. Terlebih, kesan sebagai oposisi memang melekat kuat pula dikalangan sebagian besar hadirin. Jadinya klop. Capres dan pemilik suara maching.
Sebelumnya, materi yang acapkali dipakai oleh kelompok islam oposisi buat menyerang pemerintahan Jokowi adalah tentang ketimpangan. Khususnya pemerataan kemakmuran dan keadilan.
Tak salah kalau saat memberi sambutan di acara Az-Zikra, Anies memberi janji untuk berupaya sekuat tenaga mewujudkan kemakmuran dan keadilan itu. Sebuah keinginan dari rakyat, yang dipersepsi tak terjadi ketika Jokowi jadi presiden.
Agar tambah meyakinkan, tak lupa Anies menawarkan solusi. Berupa tawaran kebijakan membagi rata kue pembangunan. Agar tak terjadi lagi pertumbuhan yang cuma terfokus pada satu bidang.
Dalam hal itu, Anies coba mengungkit pembangunan infrastruktur yang memang gencar di jaman Jokowi. Mengkritik akan hal ini, menurut Anies, pembangunan bukan hanya bidang infrastruktur (Kompas, 19/11/2023).
Sekarang Prabowo Subianto. Tiga hal yang saya temukan pada performance beliau. Pertama, menampilkan sikap rendah hati. Disarikan dari berbagai sumber, kata beliau datang ke Malang adalah prioritas, karena beliau masih perlu belajar.
Sikap rendah hati demikian sekaligus sebagai penegasan. Bahwa Pak Prabowo calon presiden yang sederhana dan tidak angkuh. Mungkin ini sekaligus jawaban atas keraguan sebagian orang tentang pembawaan beliau.
Kedua, menyampaikan apresiasi terhadap NU, organisasi islam terbesar di Indonesia. Prabowo menyebut, di samping merupakan penjaga islam moderat, NU-lah yang senantiasa menyuarakan islam yang rahmatan lil alamin.
Ketiga, secara khusus Prabowo juga membawa nama besar Gus Dur. Tokoh NU ini, di kesankan sangat dekat dengan Prabowo. Bahkan, Prabowo hingga mengklaim kalau dirinya adalah tukang pijetnya Gus Dur.
Atas penampilan dan materi yang disampaikan oleh Prabowo saat acara di Malang, yang patut di apresiasi adalah Tim Pemenangan. Para anggotanya jeli melihat situasi dan mahfum terhadap kondisi.
Pembawaan Prabowo yang kadang meledak-ledak, coba diredam dengan pernyataan "perlu belajar". Lalu Jawa Timur khususnya Malang, yang merupakan kandang warga Nahdliyin disentuh lewat apresiasi terhadap NU dan klaim kedekatan dengan Gus Dur.