Hari Selasa 14 November 2023 tadi malam, tiga kandidat capres cawapres yang akan tarung pada pilpres 2024 sudah memperoleh nomor urut. Pasangan Anies-Muhaimin atau Amin dapat nomor 1. Prabowo-Gibran disingkat PSG 2. Dan Ganjar-Mahfud alias Gama 3.
Sebelum itu, sesuai waktu kedatangan saat mendaftar, KPU mengundi nomor antrian buat pengambilan nomor urut capres cawapres. Hasil undian nomor antrian, Amin beroleh nomor 8, Gama 10 dan PSG 14.
Kita maklumi, sebagian masyarakat masih memegang tradisi mistifikasi terhadap nomor. Terutama di Jawa pada umumnya, dan di daerah saya pada khususnya. Apakah nomor urut capres-cawapres diatas juga akan diperlakukan demikian..?
Jawabnya tergantung orang per orang. Hanya saja, untuk tulisan ini saya tak ada maksud demikian. Saya sekedar bergurau. Buat mendinginkan suasana ditengah panasnya suhu politik.
Agar tak terlalu lama, mari mulai dari nomor urut 1 pasangan Amin. Bagi Pak Anies dan partai pengusung macam Nasdem-PKS, nomor 1 mungkin biasa. Tapi untuk PKB sebagai teman koalisi, sangat istimewa.
Mengapa, sebab itu sesuai dengan nomor urut PKB sebagai peserta pemilu 2024. Kenyataan ini jelas memudahkan buat jurkam PKB saat membranding partai. Cukup pakai jurus “Tembus 1”, maka potensi meraup suara jadi lebih terbuka lebar.
Kalau potensi nomor 1 dapat dimaksimalkan demikian rupa, bukan tak mungkin PKB menyodok naik ke papan atas. Membayang-bayangi PDIP dan Gerindra, yang pada hasil survei selalu ada di ranking 1 dan 2.
Apalagi, kalau mistifikasi nomor 1 jadi kenyataan. Wah alamat jadi partai besar ini parpol peninggalan Gus Dur. Di hadapan pemerintah naik wibawanya. Lalu dimata rakyat, menjadi tumpuan harapan.
Anda tahu, berdasar hitung-hitungan primbon di daerah saya, yang saya dapat rujukannya secara turun temurun, nomor 1 dianggap simbol kekuatan dan kreatifitas personal. Ini merupakan potensi yang sangat positif.
Tapi jangan lupa. Di nomor 1 juga tersimpan potensi agresifitas dan dominasi. Di sini, terselip kecenderungan menjadi tiran. Solusinya, pasangan Amin harus bisa mengerem diri. Agar tak menjadi negatif, andai kelak menang pilpres dan memerintah Indonesia.
Lalu bagaimana kalau mistifikasi dihubungkan dengan pribadi Anies dan Muhaimin atau Cak Imin..? Nomor 1 ternyata maching buat mereka berdua. Selama ini, Anies memang sangat dikenal kreatif mengolah kata dan kalimat saat orasi atau berargumen.
Dan Cak Imin, sejauh ini benar-benar tangguh menghadapi tantangan. Adanya tudingan sebagai “anak durhaka” karena dianggap mengkudeta Gus Dur, serta lolosnya beliau dari dugaan “kardus durian”, adalah buktinya. Alih-alih terpental sebagai Ketum, faktanya malah membuat suara PKB makin naik dari tahun ke tahun.
Kita beralih ke urut 2 PSG. Mendapat nomor 2 pastinya merupakan harapan bagi Pak Prabowo dkk. Mengapa, karena ini sama dengan nomor urut Garindra sebagai peserta pemilu. Jadinya, nomor urut PSG dan Gerindra tembus 2.
Saat kampanye, juga tak terlalu sulit melakukan branding. Tentu, fakta tersebut adalah kesempatan besar untuk menang. Kalau sesuai keinginan, maka PSG akan meneruskan jabatan Jokowi-Makruf. Dan Gerindra menggeser ranking PDIP.
Masalahnya sekarang, tinggal bagaimana Tim Sukses PSG dan Gerindra meramu dan menjalankan strategi. Saya kira, nama besar Jokowi yang melekat di tubuh Gibran, dapat dimanfaatkan secara penuh buat meraih kemenangan.
Sementara untuk Gerindra sendiri, tinggal mengkampanyekan pentingnya stabilitas dan kekuatan pemerintahan, andai PSG sukses masuk istana. Dimana syarat mutlaknya adalah, di parlemen harus memiliki jumlah kursi relatif banyak.
Hanya saja, kalau melihat isi primbon, PSG perlu memoles diri. Lakukan beberapa perubahan yang ada hubungan dengan sikap dan tindak tanduk pribadi. Mengapa, karena di dalam angka 2 ternyata menyembur aura negatif.
Mohon maaf, menurut primbon angka 2 menyiratkan sikap mencla-mencle, suka berbohong dan sensitif. Disebutkan juga, ada kecenderungan depresif. Yang mungkin terjadi manakala bertemu situasi tak enak.
Melihat hal tersebut, angka 2 memunculkan pertanyaan yang jawabnya saya serahkan kepada para pembaca sekalian. Saran saya, meski anda punya jawaban, pendam saja secara pribadi. Tak perlulah di ekspose hingga menjadi konsumsi orang.
Adapun tentang pertanyaanya adalah, apakah mencla mencle terarah kepada sosok Gibran, yang sebelumnya merupakan anggota PDIP lalu loncat pagar ke Gerindra gara-gara jadi cawapres.? Kemudian, benarkan sikap sensitif tersonifikasikan buat Pak Prabowo..?
Sekarang kita tengok urut 3, yaitu Gama. Lagi-lagi, jika di ukur dari harapan partai, angka 3 selaras dengan nomor PDIP sebagai partai. Tuhan memang Maha Adil. Nomor urut peserta pilpres 2024 sama-sama dimachingkan dengan salah satu anggota partai koalisi.
Untuk Gama sendiri, juga pas dengan branding partai dan salam metal sebagaimana sering ditampakkan oleh PDIP dan Pak Ganjar sendiri pada berbagai kesempatan. Kesimpulannya, nomor urut Gama dan PDIP tembus 3.
Jadinya tak sulit menyampaikan pesan-pesan dalam kampanye. Pastinya, itu juga merupakan kesempatan besar Gama buat melepaskan diri dari bayang-bayang Presiden. Bahwa, tanpa kehadiran Jokowi-pun, Gama mampu memenangkan pilpres.
Sama pula terhadap PDIP. Buat kesempatan menepis adanya persepsi, bahwa kemenangan berturut-turut di pemilu 2014 dan 2019, semata karena mendompleng nama besar Pak Jokowi. Andai di pemilu 2024 menang lagi, maka benar-benar tampaklah kemandirian PDIP dalam hal meraup suara.
Adapun tentang primbon, angka 3 berisi aura positif dan negatif. Yang positif, membawa pada kecenderungan gairah dan semangat luar biasa. Nampak pula sikap disiplin serta bakat menonjol.
Tapi negatifnya, angka 3 menyiratkan kelakuan suka memberi perintah. Pada momen-momen tertentu, kadang menjadikan sisi spiritualitas sebagai kedok. Maka kalau ingin mendapat simpati para pemilih, Gama mesti hindari siratan negatif angka 3.
Secara kemampuan personal, sikap disiplin dan bakat menonjol tampak dari sosok Pak Mahfud. Anda tahu sendiri kan, kalau tokoh asal Madura ini terkenal disiplin dalam soal menjauhi KKN. Juga berilmu tinggi dibidang hukum.
Sikap disiplin dan tampak menonjol ada juga dalam pribadi Pak Ganjar. Cuma, beliau ini kadang kurang cermat memilih jenis spiritualitas yang perlu ditunjukkan ke publik. Ingat soal film biru di podcast Deddy Corbuzier dan ekspose ambil air wudluk di salah satu TV swasta..? Menurut saya, itu sebenarnya tak perlu.
Primbon adalah seperti warning atau peringatan. Macam adanya mendung hitam di langit pertanda mau turun hujan. Maka jika hendak keluar rumah, bawalah payung. Agar ketika betul-betul hujan, badan tidak basah kuyup.
Karena bersifat antisipatif seperti itu, maka secara mutlak primbon tak ada hubungan dengan urusan menang kalah pada gelaran pilpres 2024. Yang kebetulan menjadikan Amin dapat nomor urut 1, PSG 2 dan Gama 3.
Meski tak ada hubungan demikian rupa, isi primbon merupakan penyemangat bila menyiratkan aura positif. Dan bahan berkaca diri atau introspeksi kalau ternyata negatif. Jadi, bagaimanapun kondisinya, primbon tetap bisa dijadikan sebuah pegangan.
Soal primbon, orang-orang PKB yang ada disekitar saya nyeletuk. Katanya, nomor 8 yang diperoleh Cak Imin saat ambil antrian, pertanda Anies Baswedan akan menjadi Presiden Indonesia ke-8. Dan nomor urut 1 yang di pilih Pak Anies ketika undian nomor urut capres-cawapres, adalah sinyal kejayaan bagi PKB. Heheeeeeee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
