Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Memaknai Diplomasi Makan Siang Istana Jokowi

1 November 2023   08:51 Diperbarui: 2 November 2023   02:45 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jokowi Makan Siang Istana Bersama Tiga Capres. (Sumber Foto : Dok Sekretariat Presiden via Kompas.com)

Tapi bertarung lawan teman sendiri, sungguh amat berat. Butuh tenaga dobel dan ekstra. Perlu strategi khusus. Disebabkan teman sendiri itu sangat tahu medan, posisi, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Nah, begitulah saya kira gambaran gejolak antara kelompok Ganjar dan tim Prabowo pada pilpres putaran pertama. Adapun tentang gejolak pendukung Ganjar-Anies maupun Prabowo-Anies, tidak akan sehebat permusuhan Ganjar vs Prabowo.

Kecuali jika Anies lolos putaran kedua. Maka situasi gejolak Ganjar-Prabowo sebagaimana putaran pertama, bisa terjadi saat Anies tarung lawan Ganjar atau Prabowo di putaran kedua.

Sekadar info, kelompok politik di negara kita saat ini bermacam-macam. Kalau mau kita tarik garis demarkasi secara gampang, ada yang awam dan ada pula yang khusus. Yang awam adalah kelompok masyarakat biasa.

Bagi mereka, memberikan elektoral kepada satu parpol atau kandidat, didasarkan pada pertimbangan primordial. Bisa karena faktor ideologi, kekerabatan dan patronase. Siapapun yang bertarung, asal masuk nominasi itu, pasti dipilih.

Pertimbangan sebaliknya terjadi pada kelompok khusus atau menengah ke atas. Buat mereka, memberikan suara harus didasarkan kepada pertimbangan rasional. Jargon "Jangan Pilih Kucing Dalam Karung" ada dibenak mereka.

Saat menjatuhkan pilihan, latar belakang pendidikan, pengalaman, kinerja dan sebagainya pasti jadi fokus perhatian. Jika para kontestan tak satupun punya nominasi itu, bisa jadi mereka bersikap golput.

Kalau bermaksud mengademkan suasana, acara makan siang istana Jokowi bersama tiga kandidat saya kira hanya akan efektif di kelompok khusus. Bahkan, tanpa acara makan siang pun, di kalangan mereka sebenarnya adem-adem saja. Meski beda pilihan.

Namun bagi kelompok awam, upaya Jokowi tersebut tidak akan banyak berpengaruh, untuk tidak mengatakan sia-sia. Kalaupun berdampak, hanya bersifat pragmatis. Terjadi saat ini. Kedepan, mereka kembali gontok-gontokan.

Politik sekadar media. Atau dalam islam dinamai wasilah atau perantara. Yang paling urgen seharusnya adalah harmoni. Jadi, politik sebenarnya merupakan alat mencapai kedamaian di antara sesama anak manusia.

Maka jangan jadikan politik sebagai yang utama. Mengapa, karena tempat politik itu sejatinya cuma di kerongkongan. Tak perlulah hingga ditempatkan sampai masuk kedalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun