Untung ada Kaesang. Mungkin kalimat ini yang pantas disematkan, ketika meneropong hubungan politik dan kaum muda. Sekadar pengingat, selama ini kaum muda dianggap apatis, cuek, dan kurang peduli terhadap bidang yang mengurusi banyak orang itu.
Padahal, kalau melihat eksistensi serta jumlah, kaum muda merupakan potensi yang sangat menjanjikan. Baik dari segi elektoral maupun jangkauan idealisme masa depan. Posisi kaum muda di politik adalah urgen.
Secara elektoral, jumlah kaum muda cukup signifikan. Bisa dijadikan modal bagi sebuah partai politik untuk mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya. Buat kepentingan pileg maupun pilpres.
Kalau partai-partai politik yang ada saat ini jeli dan maksimal mendekati kaum muda, tak mustahil sukses meraih target suara pada pemilu 2024. Makin kukuh bagi parpol ranking atas dan naik tingkat bagi parpol papan bawah.
Kompas.id 29 Maret 2023 melaporkan tentang jumlah pemilih muda dan pemilih mula yang tercatat di KPU. Hasilnya sangat menjanjikan. Lebih dari separuh yang akan nyoblos di 2024 ternyata berasal dari kelompok pemilih itu.
Berdasarkan data dari Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan atau DP4, per tanggal 11 Februari 2023, terdapat sebanyak 57.3 persen atau sejumlah 117 juta pemilih muda dan mula. Cukup besar bukan..?
Bicara soal masa depan, eksistensi kaum muda dalam politik tak kalah menjanjikan. Usia masih ada di kelompok sangat produktif. Kalau partai politik kreatif, tentu dapat memanfaatkan produktifitas kaum muda secara maksimal.
Apalagi jika diarahkan untuk menjalankan strategi pemenangan. Sungguh sangat tepat sekali. Dibanding yang sudah tergolong “sepuh”, gerak langkah kaum muda pastilah lebih cepat dan “bertenaga”.
Akan tetapi, di masa sekarang ini bidang politik nampaknya bermasalah jika dihadapkan pada eksistensi kaum muda. Masalah terutama dari segi persepsi. Yang kemudian berimbas cukup besar terhadap pilihan profesi.
Jajak pendapat Kompas yang diadakan pada pertengahan Agustus 2023 diperoleh data, terdapat 5 dari 10 responden muda jarang mengikuti berita politik. Bahkan banyak yang mengaku tidak pernah sama sekali.