Hanya saja, khusus tentang pelaksanaan strategi yang ketiga, PSI ambil pilihan cara berbeda. Bisa jadi agar tujuannya memperoleh hasil instan. Langsung beroleh suara berlipat pada pemilu 2024, tanpa perlu lagi tunggu periode mendatang.
Apa cara berbeda itu..? Kalau partai-partai lain menggaet tokoh atau satu golongan semata buat vote getter, maka PSI lebih dari itu. Buat vote getter memang, tapi sekaligus juga sebagai patronase.
Secara makna, vote getter adalah rekruitmen tokoh atau golongan oleh satu partai politik, guna menarik suara para simpatisan yang punya afiliasi kepada yang bersangkutan.
Jaman pemilu Orde Baru dulu, vote getter diambilkan dari para ulama atau kyai. Lalu didaftarkan sebagai caleg. Jika ada di urut jadi, kelak akan mundur pasca pemilu. Untuk kemudian diganti oleh personil nomor urut berikutnya.
Diakui atau tidak, Gibran punya pengaruh. Baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun sunnatullahnya sebagai anak presiden Jokowi. Dan tentu saja, munculnya fakta Kaesang ketua umum PSI membawa keuntungan dobel bagi PSI.
Istilahnya, terjadi dua dampak positif sekaligus. Sebagai pribadi, Kaesang merupakan magnet kaum muda. Sebagai anak presiden, relatif mampu menyedot suara para relawan yang terbukti dua kali menjadikan bapaknya presiden dua periode.
Imbas dobel lainnya adalah ketika pada pileg 2024 mendatang PSI mampu tembus ke Senayan. Hingga bisa ikut serta berperan aktif menata perjalanan bangsa dalam bentuk perjuangan aspirasi dan penyusunan regulasi.
Kalau cita-cita tersebut sukses, PSI punya masa depan cerah cukup panjang. Sebagai patronase, Kaesang yang umurnya masih sangat muda, tetap dapat memainkan peran hingga beberapa puluh tahun kedepan.
Cuma, apakah posisi Kaesang nanti ketika sudah tergolong tokoh “sepuh” akan tetap jadi Ketum atau pindah posisi ke Dewan Pembina, tentu kembali berpulang pada keputusan politik PSI sendiri.
Tapi, dimanapun kedudukan Kaesang pada akhirnya, akan mampu menjadikan eksistensi PSI berkibar. Bahkan kemungkinan naik status menjadi partai kelas menengah atau bahkan atas.
Saat ini, Kaesang sudah menjadi bagian penting dari PSI. Sebaliknya, bisa saja merupakan fakta agak “mengherankan” dimata sebagian masyarakat, konstituen PDIP dan terutama internal keluarga Pak Jokowi.