Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mencermati Kendala Strategi Pemenangan Pasangan Anies Cak Imin

13 September 2023   09:08 Diperbarui: 13 September 2023   09:42 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka kalau sekarang Nasdem yang mencapreskan Anies Baswedan lalu menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapres, sudah sangat tepat.

Meski aliran suara warga NU ke PKB cuma ranking ketiga, tetap saja merupakan modal elektoral besar bagi upaya kemenangan pasangan Anies-Cak Imin. Pasangan yang disingkat AMIN ini berpotensi menang.

Kemarin lusa, Cak Imin menerima kunjungan Anies Baswedan di Kantor DPP PKB Jakarta. Ini merupakan pertemuan awal setelah keduanya deklarasi sebagai pasangan capres-cawapres.

Di Kantor PKB, Anies-Cak Imin beserta Tim mengadakan pembicaraan tertutup selama hampir dua jam. Kata Cak Imin saat di tanya wartawan sebelum pertemuan, “Mematangkan konsep-konsep rencana pemenangan..” (Kompas.com, 11/09/2023).

Gampangnya, pasangan tersebut bicara tentang strategi merebut suara. Tentu saja yang dibidik secara menyeluruh. Baik dikalangan pemilih kelompok umum. Dan terutama tentu saja suara dikalangan warga NU.

Masalahnya adalah, khusus dikalangan warga NU, apapun strategi yang nanti akan dipilih oleh pasangan AMIN akan menemui kendala agak serius. Ini kalau dilihat dari latar belakang kiprah Anies dan Cak Imin dalam beberapa tahun terakhir.

Kendala strategi dimaksud terarah kepada dua kondisi. Pertama, adanya kemungkinan besar PKS bergabung dengan Nasdem dan PKB sebagai partai pengusung serta pendukung pasangan AMIN.

Akankah nantinya PKS benar-benar ikut mendaftarkan pasangan AMIN..? Inilah yang saya kira akan berpengaruh terhadap model strategi yang akan dipilih oleh koalisi Nasdem-PKB-PKS..

Mengapa begitu.? Karena terdapat beberapa realitas politik sebelumnya yang menyajikan fakta kurang bagus. Yaitu adanya hubungan dan komunikasi yang tak linier antara konstituen PKS dengan konstituen PKB yang mayoritas warga NU.

Ya benar. Selama beberapa tahun terakhir utamanya soal pilihan politik, warga NU dan PKS terkesan jadi musuh. Bahkan pernah muncul suara, dimana ada PKS, maka disitu pula suara warga NU tak mungkin diberikan.

Ada memang pengalaman jadi kawan saat pilkada Gubernur Jateng tahun 2018 silam. Ketika PKB bersama PKS, juga PAN dan Gerindra, mengusung cagub-cawagub Sudirman Said-Ida Fauziyah. Namun kalah lawan pasangan Ganjar-Taj Yasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun