Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Dampak Positif Rencana Percepat Tahapan dan Pendaftaran Capres Cawapres

11 September 2023   08:40 Diperbarui: 12 September 2023   07:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang pendaftaran bakal pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu Tahun 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (5/8/2018). (KOMPAS/Alif Ichwan)

Pertama, ada kepastian. Baik dari segi nama kandidat maupun partai koalisi. Anda tahu, meski sudah ada “penampakan” macam pasangan Anies-Muhaimin yang diusung oleh koalisi Nasdem-PKB misalnya, tetap bukan jaminan bisa ikut pilpres. Kecuali sudah di sahkan oleh KPU.

Dan legitimasi semacam itu tidak dapat disangkal. Mengapa, karena merupakan amanat yang memang sudah digariskan dalam regulasi dan beberapa ketentuan yang berlaku di negara kita. Khususnya tentang pilpres.

Jika ada kandidat, parpol atau gabungan partai politik yang berniat ikut pilpres 2024 abai terhadap legitimasi KPU yang demikian itu, sama halnya mimpi disiang bolong. Sebaiknya segera bangun lalu cuci muka. Kalau perlu mandi bersihkan seluruh “badan”.

Kedua, dengan adanya kepastian partai-partai yang tergabung di satu koalisi akan segera melangkah untuk menjalankan program pemenangan. Istilahnya bisa lebih konsentrasi dan fokus.

Tidak lagi pusing memikirkan hal lain seperti yang dialami saat ini. Anda tahu sendiri kan, bahwa ada beberapa partai politik yang sekarang lagi pusing mikir keberpihakan. Hendak berkawan atau berlabuh kepada siapa, masih ngambang.

Contoh kongkrit Demokrat. Partai “milik” keluarga mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono/SBY ini awalnya memiliki harapan besar di Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Nasdem dan PKS.

Tapi apa kemudian yang terjadi..? Demokrat keluar dan menyatakan cerai dari Nasdem. Gara-gara merasa dikhianati karena Nasdem ambil Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan.

Ketiga, rakyat ada kesempatan lebih luas dan waktu berpikir tambah panjang untuk menentukan kandidat capres cawapres mana yang akan dipilih nanti saat tiba hari pencoblosan.

Kalau ditarik ke ranah psikologis, rencana KPU di atas terlihat lebih besar lagi manfaatnya. Dibanding sekarang yang tetap terkatung-katung karena belum ada keputusan dari KPU tentang siapa saja kandidat yang hendak bertarung di pilpres.

Jika itu berlangsung terus menerus tak ada kepastian, emosi rakyat bisa jadi akan tertekan. Dan jengah pula melihat pertarungan para kandidat dan partai politik dalam upaya mencari atau mencaplok teman koalisi dan rebutan posisi.

Akibatnya, mungkin saja rakyat emoh atau apatis terhadap gelaran pilpres. Puncaknya, saat tiba hari pencoblosan mending tidur di rumah, kumpul bersama anak istri dan enggan coblos alias pilih golput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun