Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Seputar Upaya Mencawapreskan Ning Yenny Wahid

13 Agustus 2023   08:14 Diperbarui: 13 Agustus 2023   09:20 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demokrat yang rupanya ngotot ingin mengisi posisi cawapres di KPP sulit menerima kehadiran Ning Yenny. Kalau dipaksakan, KPP bisa bubar akibat Demokrat hengkang dan pindah ke poros lain.

Lalu bagaimana andai jadi cawapres dari poros KKIR?. Keluarga Gus Dur memang dikenal dekat dengan Prabowo Subianto. Bahkan suami Ning Yenny Dofir Farisi pernah jadi anggota Gerindra.

Tapi upaya menarik Ning Yenny jadi pendamping Prabowo sama sulitnya dengan kondisi yang kemungkinan akan terjadi pada poros KPP. KKIR bisa bubar oleh sebab di tinggal PKB.

Apalagi, publik sudah mengetahui. Bahwa antara Ning Yenny dengan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ada perseteruan keluarga yang sulit berdamai.

Maka kesimpulan saya untuk sementara ini, Ning Yenny susah jadi pendamping Prabowo. Mengingat terdapat juga bahaya yang bakal diterima oleh poros KKIR, kalau maksa akan ambil putri Gus Dur itu.

Peluang merekrut Ning Yenny terbuka lebar kalau di tarik ke PDIP. Mengapa terbuka lebar, karena sebagai poros, partai milik keluarga Bung Karno ini tak punya resiko pertemanan seperti yang ada di KPP dan KKIR.

Misal PPP, Hanura dan Perindo kurang setuju Ning Yenny jadi cawapres Ganjar Pranowo. Kemudian ngambek menyatakan keluar. Maka poros PDIP masih tetap bisa mendaftarkan paket Ganjar-Yenny ke KPU.

Dan nampaknya, duet tersebut sebenarnya yang amat di cita-citakan oleh kalangan relawan Ganjar. Bahkan mungkin oleh sebagian elit dan konstituen PDIP. Sebab dirasa sangat pas sekali.

Ada kombinasi nasionalis-religius. Selain itu, kemungkinan besar mampu menyedot suara kaum Nahdliyin dibawah sana. Lewat jaringan Gusdurian yang selama ini memang setia berada di belakang Ning Yenny.

Lepas dari itu, munculnya sosok perempuan di kalangan koalisi 2024 untuk pilpres wajib di dorong lebih kuat. Ditengah dominasi tokoh laki-laki yang memang selalu jadi “penguasa” pada tiap event pilpres.

Terlebih setelah nama Puan Maharani terpental dari bidikan PDIP untuk jadi capres. Serta berat juga disandingkan sebagai cawapres Ganjar, meski kemungkinan untuk itu selalu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun