Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Belajar dari Kegiatan Sehari Bersama Masyarakat Desa

2 Agustus 2023   13:45 Diperbarui: 2 Agustus 2023   13:49 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tahu, di wilayah saya soal administrasi kependudukan atau Adminduk tak pernah selesai. Mulai dari masalah buat KTP, rekam wajah, akte, perubahan data dan sebagainya. Ironisnya, masalah ini pasti merembet pada kebutuhan lain yang juga penting. Macam buat rekening Bank, reservasi hotel, nikah di KUA, melamar kerja dan kegiatan lain yang tak bisa jalan kalau tidak ada Adminduk.

Kritik kadang ditujukan kepada lembaga terkait. Yakni Kementerian dalam Negeri khusunya Dirjen Dukcapil untuk tingkat nasional. Sementara di daerah adalah Dinas Kependudukan. Namun tak sepenuhnya juga lembaga-lembaga ini bisa disalahkan. Warga masyarakat sebagai pengguna Adminduk juga bersalah. Mengapa, karena ada kebiasaan mau ngurus Adminduk saat sudah kepepet.

Ya benar. Ketika sesuatu dianggap penting, maka apapun akan dilakukan. Tapi kalau tidak, taruh dulu tak perlu di gubris. Anggapan sebagian masyarakat soal Adminduk juga begitu. Adminduk belum dianggap penting kalau tidak dibutuhkan. Baru panik manakala hendak urus sesuatu lalu diharuskan ada identitas diri. Tak tahunya, KTP ternyata hilang misalnya. Dan rupanya belum sempat minta penggantian ke kantor Dispenduk setempat.

Warga Peserta Layanan Adminduk Pada Program SBMD, Foto Dokpri
Warga Peserta Layanan Adminduk Pada Program SBMD, Foto Dokpri
Akhirnya datang ke Dispenduk pada posisi terdesak. Sementara penggantian atau pembuatan Adminduk baru, harus melalui beberapa proses. Tak bisa selesai detik itu juga. Belum lagi antrian cukup panjang. Jadinya stres. Menunggu lama, dianggap pelayanan Dispenduk lemot. Padahal yang terjadi sebenarnya ya karena kesalahan sendiri. Coba dari awal di urus, tentu ketika diperlukan langsung ada.

Karena tak sabar, lalu nyuruh orang atau calo. Ya namanya juga nyuruh, tentu harus ada biaya. Minimal uang transportasi buat beli bensin. Setelah Adminduk selesai di urus oleh calo, lalu koar-koar di luaran sana. Bahwa pembuatan Adminduk di Dinas yang semestinya gratis, ini malah harus bayar. Yang salah lalu pemerintah. Bukan diri sendiri.

Mencermati berbagai masalah Adminduk, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB DPRD Kabupaten Bondowoso kemudian berpikir cari solusi. Fraksi PKB berpendapat, bagaimanapun juga masalah Adminduk harus dicarikan solusi. Karena ada hubungan dengan kebutuhan prinsip rakyat. Lalu tercetuslah ide untuk mengadakan kegiatan yang diberi judul “Sehari Bersama Masyarakat Desa”. Saya singkat menjadi SBMD.

Ketua Fraksi PKB DPRD Kab. Bondowoso Saat Memberi Sambutan Pada Kegiatan SBMD, Foto Dokpri
Ketua Fraksi PKB DPRD Kab. Bondowoso Saat Memberi Sambutan Pada Kegiatan SBMD, Foto Dokpri
Kebetulan pada kegiatan SBMD hari ini, Rabu tanggal 2 Agustus 2023 saya mendapat undangan untuk hadir. Saat memberi sambutan, ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bondowoso Haji Tohari menjelaskan, bahwa program SBMD merupakan inisitatif Fraksi PKB untuk mendekatkan Dispenduk sebagai mitra Fraksi, agar langsung melakukan layanan Adminduk ketengah masyarakat secara langsung.

Pada intinya, kegiatan SBMD adalah menarik Dispenduk untuk turun kebawah jemput bola, guna mengatasi segala macam bentuk masalah Adminduk yang dialami oleh masyarakat. Jadi, kalau biasanya rakyat yang datang ke Dispanduk, kali ini dibalik oleh Fraksi PKB. Dispenduklah yang harus datang menemui masyarakat. Atau dengan kata lain, Dispenduk membuka Layanan Keliling. Mirip apa yang dilakukan oleh Samsat dalam soal bayar pajak kendaraan bermotor.

Lalu apa saja yang dilayani oleh Dispenduk pada kegiatan SBMD dari Fraksi PKB itu..? Ya semua bentuk atau jenis data administrasi yang ada hubungan dengan kependudukan. Seperti KTP, KK, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Kartu Identitas Anak, Perubahan atau Perbaikan data, kepemilikan data melalui aplikasi Identitas Kependudukan Digital, rekam wajah dsb.

Ilustrasi Saat Pemeriksaan Berkas Pada Kegiatan SBMD, Foto Dokpri
Ilustrasi Saat Pemeriksaan Berkas Pada Kegiatan SBMD, Foto Dokpri
Dan pastinya, semua bentuk dan jenis layanan tersebut gratis. Masyarakat tak sepeserpun perlu keluar biaya. Kecuali untuk keperluan diri sendiri, macam beli bensin datang ke tempat acara, foto copy berkas dsb. Mengapa bisa gratis, karena biayanya ditanggung oleh Pemerintah Daerah dalam APBD yang di usulkan lewat Pokir semua anggota Fraksi PKB DPRD Bondowoso.

Sekedar info, program kegiatan yang tertuang di APBD secara formal datang dari dua jalur. Pertama melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang. Dan kedua dari jalur Pokir, yang merupakan singkatan dari Pokok-pokok Pikiran. Hak mengajukan Pokir termasuk kebutuhan besaran anggaran dimiliki oleh setiap anggota legislatif, tak terkecuali juga para anggota Fraksi PKB.

SBMD yang ditelorkan kegiatannya oleh Fraksi PKB bersama Dispenduk Kabupaten Bondowoso pastilah butuh biaya operasional. Sementara itu, Dispenduk perlu menggenjot ketercapaian target kinerja. Dan Fraksi PKB di parlemen harus menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah Adminduk para konstituen. Maka disinilah benang merah tersambung. Sekali “tepuk” lewat Pokir, semua kepentingan tersebut bisa diatasi.

Ilustrasi Saat Warga Mendapatkan Layanan Adminduk Pada Program SBMD, Foto Dokpri
Ilustrasi Saat Warga Mendapatkan Layanan Adminduk Pada Program SBMD, Foto Dokpri
Secara kedinasan, Dispenduk tentu amat diuntungkan oleh kegiatan SBMD. Jumlah warga yang terdata telah memiliki Adminduk pasti akan naik melonjak tajam, dibanding sebelumnya ketika belum ada kerjasama dengan Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bondowoso. Karena naiknya data ini juga dilaporkan ke pemerintah pusat, tak urung Dispenduk tentu bisa menuai pujian dari Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

Lalu secara politik, program SBMD juga amat menguntungkan bagi PKB Kabupaten Bondowoso. Melalui program ini, para konstituen yang dulu saat pileg ikut mencoblos PKB, bahkan bisa jadi juga mereka yang menentukan pilihan kepada partai lain, dapat secara langsung merasakan aplikasi janji politik partai yang dilahirkan oleh NU ini. Bahwa PKB benar-benar fokus pada kepentingan dan kebutuhan rakyat. Bukan yang lain.

Warga masyarakat sendiri, yang butuh pelayanan Adminduk dengan segala macam bentuk permasalahannya, tak luput mendapatkan “barokah”. Jika tanpa program SBMD mereka harus ikhtiar datang ke Dispenduk di Ibu Kota Kabupaten sana, kali ini cukup menunggu di desa masing-masing tempat perhelatan kegiatan SBMD di laksanakan. Tinggal duduk manis, petugas atau staf Dispenduk datang memberi layanan, kelar urusan Adminduk.

Sebagai penutup perlu disampaikan, bahwa program kegiatan SBMD yang di gagas oleh Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bondowoso bersama Dispenduk Bondowoso sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam. Kalau dihitung secara nominal, berdasar keterangan Ketua Fraksi PKB Haji Tohari, masyarakat desa yang sudah memiliki Adminduk hasil dari kegiatan layanan SBMD, sudah mencapai kisaran puluhan ribu orang. Menurut saya, program semacam ini layak dikembangkan lebih luas lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun