Itu berarti, fakta soal keberadaan zam zam dan sambungan nasab Nabi SAW sampai ke Nabi Ismail memiliki otoritas atau tingkat kepercayaan yang amat sangat kuat. Maka dapat disimpulkan, bahwa eksistensi air zam zam dan Nabi Ismail sebagai Datuk Nabi SAW adalah benar-benar faktual. Karena merupakan bukti dari hasil penelusuran ilmu pengetahuan yang sangat ilmiah serta berbasis akal pikiran.
Coba kita simak penuturan seorang Pakar Filologi bernama DR. Menachen Ali. Menurut beliau, validasi kebenaran air zamzam bisa ditelusuri dari beberapa tulisan empat Ulama Besar Yahudi berikut ini. Yaitu Rabi Sa’adiya Gawn (882-942 M), Rabi Iben Ezem (1089-1167 M), Rabi David Kimkhi (1160-1235 M) dan tarakhir Rabi Bakhyah bin Assier (1255-1340 M). Ini berarti, sejak abad ke 9,10,11,12,13 dan 14 Masehi, sudah ada dokumentasi tentang air zam zam yang di ditulis oleh beberapa tokoh diluar islam.
Sekarang tentang sanad Nabi SAW. Sekali lagi, jika didasarkan pada dokumen atau doktrin islam, maka selesai urusan. Kita dilarang mempertanyakan apalagi mendebat. Tapi maunya kita kan lebih dari itu. Harus ada pembanding atau validasi dari pihak luar islam. Agar kebenaran silsilah nasab Kanjeng Nabi SAW yang nyambung ke Nabi ismail betul-betul dapat dipercaya.
Kembali bersumber dari keterangan DR. Menachen Ali. Ternyata faktanya sama dengan validasi soal air zam zam. Bahwa susunan silsilah nasab Nabi SAW juga tercatat didalam beberapa dokumen Yahudi atau diluar islam. Adalah tokoh Yahudi bernama Rabi Maymonidis yang menyebutkan, bahwa Nasab Nabi kita Muhammad SAW bersambung kepada Qeidar. Dan nanti, dari Qeidar inilah sambungan berlanjut hingga ke Nabi Ismail.
Pertanyaannya sekarang, apakah klaim Habib Bahar dkk. sebagai Cucu Nabi SAW sudah mendapat validasi dari pihak luar komunitas Klan Ba Alawi sendiri, sebagaimana proses yang terjadi pada kebenaran air zam zam dan penelusuran silsilah nasab Kanjeng Nabi SAW yang ternyata diakui oleh Para Rabi Yahudi..? (Bersambung).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H