Belum lagi soal “Keputusan Kembali ke Sistem Tertutup”. Benarkah para hakim MK sudah selesai rapat pleno secara lengkap serta ambil sikap penentuan caleg jadi didasarkan pada nomor urut..? Kalau memang demikian, maka benar Pak Mahfudz. Bahwa Denny membocorkan rahasia negara. Namun jika keliru, Denny mungkin di anggap menyebarkan berita bohong.
Dihadapan aparat penegak hukum, dengan tweetnya itu membuat Denny dalam posisi sulit. Kata pepatah bak makan buah simalakama. Dimakan ayah mati, tidak dimakan ibu mati. Atau jika ingat group seniman Warkop DKI seperti judul drama komedi “ Maju kena Mundur Kena”. Tweet Denny nanti benar, sama artinya membuka rahasia negara. Tweet Denny salah, sama dengan hoax.
Namun tentu akan jadi beda ceritanya kalau kalimat di tweet itu berbunyi “Mungkin MK akan memutuskan sistem pemilu secara tertutup”. Atau yang sejenis dengan itu. Yakni sebuah kalimat yang isinya berupa prediksi, opini atau analisa. Yang didasarkan pada gejala, fenomena atau fakta yang sudah pernah terjadi sebelumnya atas keputusan MK dalam perkara yang sama.
Naah, setelah berproses seperti itu, barulah dikeluarkan kritik. Bahwa, kata Denny yang saya sarikan dari tayangan Kompas.com 4 Juni 2023, keputusan MK untuk kembali menggunakan sistem pemilu tertutup bisa dijadikan pintu masuk menunda Pemilu 2024. Karena adanya kekuatan-kekuatan politik yang sama-sama mengunci. Lalu saling boikot. Dan akhirnya suasana jadi panas. Kritik yang prosesnya seperti ini, tak ada satupun peluang dipersoalkan secara hukum.
Saya sendiri punya pendapat bahwa MK akan menolak gugatan para penggugat tentang penggantian sistem pemilu. Alasan saya, perubahan dari tertutup dahulu kala, lalu menjadi terbuka sekarang ini, adalah merupakan keputusan MK, bukan lembaga lain. Masak pada kasus yang sama akan dianulir kembali pada kondisi awal. Kan sama halnya dengan menelan ludah yang sudah di buang ketanah.
Padanannya, Denny dan saya sama-sama melontarkan pernyataan, meskipun jenisnya bertolak belakang. Kata Denny tertutup, sementara saya tetap terbuka. Meski sama-sama melontarkan pernyataan, ada perbedaan mencolok antara Denny dan saya. Denny membuat kesimpulan pasti atas sesuatu yang bukan kewenangannya. Sementara saya, hanya melakukan perkiraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H