Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Selamat Hari Raya Idul Fitrih 1444 H, Hindari Polemik

21 April 2023   08:37 Diperbarui: 21 April 2023   08:43 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anda yang merayakan hari ini, saya haturkan Selamat Hari Raya Idul Fitrih 1444 Hijriyah. Semoga puasa dan beberapa amal lain yang dikerjakan selama bulan ramadhan kemarin, di terima oleh Allah SWT. Khusus sholat sunnah tarawih, saya doakan mudah-mudahan Allah berkenan menyempurnakan pahalanya. Hingga di akhirat kelak, anda memiliki tempat paling baik. Amiinn.

Anda yang saat ini masih berpuasa di karenakan ikut ketentuan 1 Syawal esok hari sabtu, saya ucapkan selamat juga. Mengapa, karena anda punya potensi besar menggenapkan dua jenis ibadah sekaligus. Pertama, ibadah wajib puasa hingga 30 hari. Kedua, ibadah sunnah sholat tarawih sampai malam ketiga puluh.

Sementara itu, puasa wajib dan sunnah tarawih anda yang berhari raya pada jumat sekarang ini, cukup sampai di bilangan ganjil, yaitu dua puluh sembilan. Tidak genap tiga puluh sebagaimana yang berhari raya sabtu esok. Lalu mana yang terbaik dan di terima oleh Allah SWT..? Yang dua puluh sembilan atau yang tiga puluh..?

Jawabannya, ya tak tahulah saya. Sebab saya bukan panitia yang di “angkat” oleh Allah untuk mencermati kualitas ibadah seorang muslim. Apakah diterima atau di tolak, berpahala besar atau kecil, cuma Allah saja yang tahu. Atau mungkin malaikat Rokib dan Atid. Yang memang di beri tugas mencatat amal baik dan buruk. Kalau tanya saya, atau pada manusia yang lain, ya percuma.

Karena itu, saran saya tak usahlah kita ini berdebat tentang siapa yang paling baik diantara yang dua puluh sembilan atau tiga puluh. Cukuplah kita ada di posisi sebagai muslim yang bersyukur, karena sudah tuntas melaksanakan kewajiban puasa di bulan ramadhan. Dan di sempatkan untuk ibadah sunnah tarawih. Soal diterima atau di tolak, pahalanya besar atau kecil, serahkan kepada-Nya.

Demikian pula, tak perlulah kita buang-buang energi bicara soal bentuk perayaan Hari Raya Idul Fitrih. Mau pilih yang seperti apa dan modelnya bagaimana, ya silahkan saja. Asal tidak di larang oleh nash atau dalil. Karena harus di akui, masih ada sebagian kecil di antara kita yang kadang meributkan hal tersebut.

Misal tentang perkataan “Mohon Maaf Lahir Bathin”. Sudah menjadi kebiasaan sebagian besar umat islam di Indonesia, saat silaturahim ketemu famili dan teman karib, atau mengirim ucapan selamat hari raya, senantiasa di iringi permohonan maaf tersebut. Kebiasaan ini, menurut sebagian kecil saudara muslim, tak perlu di lakukan.

Alasannya, karena berucap kata maaf  bisa di lakukan kapan saja. Tidak harus menunggu datangnya hari raya Idul Fitrih. Sebaliknya, tuntunan yang ada saat merayakan hari raya ialah memanjatkan doa. Bunyi teks doa dan artinya demikian..:

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Benarkah saat Idul Fitrih kita tak perlu berucap permohonan maaf..? Menurut saya ini bukan ketentuan mutlak. Yang sifatnya boleh atau tidak. Berucap maaf saat Idul Fitrih adalah pilihan. Hendak melakukan silahkan. Tidak juga bukan masalah. Sebab ucapan itu merupakan salah satu cara, diantara beberapa cara lain, dalam rangka menyambut datangnya hari raya Idul Fitrih

Lagi pula, kalau alasannya karena mohon maaf dapat dilakukan kapan saja, justru ini malah mendukung atau menjadi dasar yang sangat kuat untuk mengucapkan mohon maaf di saat datangnya Idul Fitrih. Mengapa, ya karena hari raya idul fitrih itu sendiri juga masuk dalam ketentuan itu. Yang namanya “kapan saja", itu kan punya hari yang bebas. Termasuk di dalamnya Hari raya Idul Fitrih.

Sekali lagi, bentuk atau model merayakan hari raya itu bersifat pilihan bebas. Karenanya, ya jangan di kekang. Anda pilih cara jagongan, diskusi, makan-makan, ya silahkan saja. Termasuk berucap kata maaf. Tak ada larangan untuk itu. Lalu cara apa yang dilarang..? Yang tidak boleh adalah jika saat Idul Fitrih anda menjotos orang. Kalau anda pilih cara ini, bukan rasa senang yang anda peroleh saat hari raya. Tapi muka lebam dan bibir berdarah karena di jotos balik sama orang yang anda jotos tadi.

Sebagai penutup, di hari raya ini secara pribadi saya ingin menyampaikan permohonan maaf. Mungkin selama saya menyajikan tulisan tentang hikmah sholat tarawih sebanyak tiga puluh hari atau sebulan penuh, terdapat kata maupun kalimat yang tak berkenan di hati anda-anda sekalian. Selamat Idul Fitrih. Dan jangan lupa bahagia....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun