Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hikmah Sholat Tarawih Malam Kedua Puluh Lima

15 April 2023   08:32 Diperbarui: 15 April 2023   08:36 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan 1444 Hijriyah, Sumber Foto NU Online

Secara garis besar, siklus hidup seorang manusia di mulai dari lahir, anak-anak, dewasa, menjadi tua, meninggal dunia, tinggal di alam kubur, memasuki hari kiamat, hisab lalu terakhir masuk surga bagi yang amalnya baik, dan sebaliknya ke neraka bagi yang buruk. Bisa jadi, siklus tersebut ada beda pendapat. Tapi bukan soal itu masalahnya.

Yang menarik untuk di bicarakan adalah kondisi ruh manusia saat tinggal di alam kubur hingga datangnya hari kiamat. Akibat terjadinya perbedaan sifat, pada saat itu terdapat fase menunggu yang sangat lama sekali. Kalau di konversi ke dalam hitungan matematis, satu hari di alam kubur bagaikan seribu hari di alam dunia.

Anda tahu sendiri kan, bahwa pekerjaan paling membosankan adalah menunggu. Kok bicara hingga ribuan tahun. Lima menit saja anda merasakan keterlambatan teman yang janjian ketemu, pusingnya sudah minta ampun. Kalau anda tak sabaran, pasti morang-moring tak karuan. Atau bisa jadi misah-misuh kesana kemari. Benar tidak..?

Masih mending kalau pada masa menunggu itu anda di hadapkan pada hal-hal baik atau menyenangkan. Misal sambil menyeruput kopi ternikmat di temani pisang goreng hangat-hangat. Atau di janjikan kompensasi uang 100 ribu per menit jika terlambat. Lumayanlah. Anda akan dapat rejeki lima ratus ribu. Bahkan akan jadi satu juta, jika terlambatnya hingga 10 menit.

Lha macam mana andai sebaliknya. Sudah menunggu cukup lama di tempat panas, tanpa makanan atau minuman lagi. Dalam posisi berdiri juga, karena tak ada meja kursi. Masih di tambah kaki di rubung semut merah. Sangat menjengkelkan bukan..? Lagi pula waktu menunggunya bukan cuma lima menit. Tapi berjam-jam. Seperti apa perasaan anda. Tersiksa tidak..?

Naahh, sekarang coba anda bayangkan dua kondisi berbalikan di atas pada kehidupan di alam kubur. Sambil menunggu datangnya hari kiamat, ruh anda bukannya merasakan kenikmatan bagai minum kopi di temani pisang goreng hangat. Namun di gebuki demikian rupa oleh malaikat dalam kurun waktu sangat lama. Sampai ribuan tahun misalnya. Amat-amat menyedihkan bukan..?

Maka agar terhindar dari siksa alam kubur, baik-baiklah anda beramal ketika masih hidup di dunia. Dan jangan lupa untuk sholat tarawih nanti malam kedua puluh lima. Mengapa, karena hikmah sholat tarawih malam kedua puluh lima adalah, anda akan di lepaskan oleh Allah dari segala macam siksa di alam kubur. Dalilnya demikian..:

Screenshot dari jatim.nu.or.id
Screenshot dari jatim.nu.or.id
Sebagai penutup, patut kita ungkapkan rasa syukur dan berucap alhamdulilah kepada Allah. Sebab di tengah-tengah bejibunnya dosa dan kesalahan, Dia masih berkenan memberi jalan kebaikan buat kita lewat sholat sunnah tarawih. Agar kita dapat menikmati masa menunggu datangnya hari kiamat di alam kubur dengan penuh kenikmatan. Dan bukan dengan penyiksaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun