Dalam video jelas terucap dukungan yang disampaikan oleh Pengasuh Ponpes Sidogiri KH. Ahmad Nur Hasan. Bukan hanya secara pribadi, Kyai Nur Hasan juga menghimbau kepada para masyayikh pondok pesantren dan seluruh warga Nahdliyin agar supaya bulat mendukung Cak Imin. Sebuah pernyataan yang To The Point. Tanpa tedeng aling-aling langsung menyebut nama Cak Imin.
Tak kurang, KH. Muhammad Abdurrahman Al Kautsar atau lebih terkenal dengan sebutan Gus Kautsar juga menyatakan dukungannya buat Cak Imin. Gus yang beken di youtube, terkenal di medsos, berasal dari Ponpes Al Falah Ploso Kediri dan terhitung masih ada hubungan famili dengan KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus baha, bahkan hingga menggunakan istilah “tabrak”.
Saya kutip pernyataan rinci Gus Kautsar demikian : “Bismillah langsung budhal (bahasa Jawa yang artinya “berangkat”). Kita ini kan santri. Hanya mengikuti apa kata masyayikh. Kalau kata masyayikh budhal, ya budhal. Kalau kata masyayikh tabrak ya tabrak”. Jeddeeeerrrr… Gimana para pembaca sekalian. Cukup menghentak dan heroik bukan bentuk dukungan Gus Kautsar kepada Cak imin..? Mengerikan….
Pertanyaannya sekarang, siapa yang meragukan ke-NU-an Kyai Nur Hasan dan Gus Kautsar..? Ataukah diantara para pembaca ada yang berani mengklaim, bahwa beliau berdua telah keluar dari NU semata hanya karena mendukung Cak Imin, sementara pada sisi lain PKB dan PBNU lagi bersitegang..?. Saya yakin, anggota nahdliyin tulen tak akan ada yang berani. Karena takut kualat..Heheeeee…..
Langgam yang di bawa oleh Ketua Umum PBNU Gus Yahya tentang larangan kooptasi NU oleh Parpol macam PKB memang benar adanya. Karena NU sudah khittah. Tak boleh masuk keranah politik praktis. Tapi adanya ukiran sejarah, bahwa PKB dilahirkan oleh PBNU juga merupakan fakta yang tidak akan bisa di bantah oleh siapapun. Termasuk oleh jajaran elit PBNU.
Terakhir, kita yang tergolong warga Nahdliyin tak perlu pusing dan galau melihat kondisi PKB PBNU saat ini. Perbedaaan dilingkungan para masyayikh adalah hal yang biasa. Jangankan hanya soal politik praktis yang “kecil” itu. Dalam hal fiqh-pun, tak sedikit yang berbeda. Maka untuk urusan politik gampang. Pilih saja yang sudah terbukti merawat NU. Beres dah….
*Sumber YouTube pertama Lebah TV
*Sumber YouTube kedua Nuha Channel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H