Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Capres dari Kader PDIP Saat HUT ke-50

11 Januari 2023   07:26 Diperbarui: 11 Januari 2023   07:31 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo Dikerubuti Kader PDIP, Sumber Foto CNN Indonesia

Harapan saya pada tulisan kemarin tak ada gayung bersambut. Perkiraan saya, akan ada pengumuman capres dan cawapres oleh Ketua Umum PDIP Megawati. Ini saya sandarkan pada komentar Puan Maharani sebelumnya. Yang katanya, bisa jadi ada kejutan pada HUT ke-50 tanggal 10 Januari 2023. Kejutan itu saya perkirakan menyangkut pilpres 2024.

Tapi tak apalah. Secara eksternal, mungkin Megawati ingin menambah masa waktu penasaran publik. Agar makin berkepanjangan. Terutama kalangan pemerhati politik. Sementara secara internal, makin memacu “sport jantung” para kader yang digadang-gadang mau di capreskan atau di cawapreskan oleh PDIP. Yaaa, hitung-hitung latihan kesabaran. Agar tak terbiasa bersikap kesusu.

Dan sikap tak kesusu tersebut yang dilontarkan sebagai pujian oleh Presiden Jokowi kepada Megawati saat hadir pada acara HUT PDIP. Kata Jokowi, Ibu Mega tak seperti pihak lain. Dalam memutuskan capres betul-betul sangat hati-hati, tenang dan tak mudah goyah. Meski di desak-desak dari pihak manapun (Kompas.com, 10/01/2023).

Yang aktif dan sering mengikuti perkembangan politik tentu dapat menebak, siapa pihak yang tak hati-hati. Anda para pembaca dan Kompasianer juga tahu siapa yang dimaksud. Yang jelas, sehubungan dengan pencapresan, Jokowi terpantau sudah beberapa kali melontarkan kalimat “jangan kesusu”. Dan ini dilakukan oleh Jokowi pasca Nasdem memutuskan Anies Baswedan sebagai capres.

Kembali ke soal kejutan pada HUT ke-50. Meski Megawati urung kasih pengumuman, namun sudah ada info lebih mengerucut tentang kandidat capres, dan mungkin juga cawapres, yang hendak di adu rebutan vox pop. Ternyata, Megawati lebih condong memilih kader sendiri. Artinya, bisa ditebak yang akan di capreskan adalah dari kalangan internal. Bukan dari luar PDIP.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ganjar Pranowo yang hadir pula di acara HUT. Mengutip dari sumber yang sama, Ganjar mengatakan, “Ya, kan Bu Mega sudah jelas itu. Ya kayak begitu (kader PDIP akan di usung sebagai capres PDI-P)". Dengan demikian, adanya desas-desus yang kemarin memunculkan nama Prabowo untuk di duetkan dengan Puan Maharani sebagai cawapres, jadi terpatahkan.

Bicara tentang kader, banyak stok di PDIP. Tak terfokus hanya pada satu atau dua orang. Misal Ganjar Pranowo dan Puan Maharani saja. Kata Hasto beberapa waktu lalu, sebenarnya banyak nama di PDIP yang memang dipersiapkan dengan baik. Mereka adalah Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, Wayan Koster, Azwar Anas, Eriko Sotarduga, Nusyirwan Olly Dondokambey dan Tri Rismaharini.

Namun dalam soal kandidat untuk pilpres 2024, keyakinan saya Megawati hanya akan mempertimbangkan dua nama. Yaitu antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Mengapa, karena baru dua kader itulah yang saya lihat memenuhi syarat dan kriteria yang di inginkan oleh Megawati dan PDIP. Baik dari sisi pengkaderan maupun masa depan PDIP.

Dari sisi pengkaderan, ada hubungan dengan pengganti Megawati sebagai Ketua Umum dan terutama “pemilik” PDIP. Saya yakin, untuk jabatan ini Megawati akan menyerahkan pada kader dari trah Soekarno. Bukan dari luar. Dan kalau melihat kepentingan ini, nama Puan Maharani tentu lebih kuat dibanding anggota keluarga lain. Termasuk kakaknya Prananda Prabowo.

Jadi, nama Puan memiliki kans kuat untuk di capreskan oleh PDIP. Harapannya kelak, bisa mewarisi prestasi sebagaimana diraih oleh Megawati. Punya jabatan dobel prestisius. Satu sisi duduk sebagai Ketua Umum Partai. Sementara pada sisi lain, sekaligus mengemban amanah selaku Presiden Republik Indonesia. Jika terwujud, di akhir perjalanan nanti Megawati dapat tersenyum lega.

Sekarang Ganjar Pranowo. Dia ini memang bukan keturunan biologis Soekarno. Tapi banyak kalangan yang memposisikan Ganjar sebagai anak ideologis Presiden Pertama RI itu. Ini dibuktikan oleh kinerja, sikap dan prinsip hidup Ganjar. Mirip dengan Soekarno, Ganjar pekerja keras, punya dedikasi serta tanggung jawab terhadap pekerjaan dan sangat cinta NKRI.

Kelebihan lain yang tak dimiliki Puan Maharani, Ganjar punya elektabilitas moncer. Stabil lagi. Dalam banyak simulasi sebagai capres, selalu nangkring di urut ranking satu berbagai lembaga survei ternama. Ini tentu sebuah modal dan harapan besar. Apalagi PDIP punya keinginan mencetak hattrick. Tiga kali sukses meraih suara terbanyak pemilu legisltatif. Dan sekaligus tiga kali pula berhasil menang pemilu presiden.

Karena itu, memutuskan nama Ganjar merupakan pilihan utama bagi Megawati. Tinggal sekarang bagaimana menentukan simulasi. Ada alternatif capres Ganjar dan cawapres Puan. Lepas dari soal menang atau kalah, bisa pula capres Puan dan cawapres Ganjar. Tapi menurut saya, yang sangat potensial untuk menang adalah paket Ganjar-Puan.

Jika terwujud, sangat positif baik bagi Ganjar maupun Puan. Sebagai presiden, Ganjar dapat menuangkan sekaligus melaksanakan ide secara penuh. Sementara bagi Puan, tak begitu berat mengemban dua amanat sekaligus. Baik selaku Ketum PDIP maupun wakil presiden. Mengapa, karena jabatan wapres “lebih santai” dibanding presiden.

HUT ke-50 PDIP telah rampung. Dan pembahasan soal siapa kandidatnya, masih terus akan berlanjut jadi santapan opini dan analisa para pemerhati politik. Cuma ada satu momen yang sangat saya sayangkan terjadi di HUT. Yang menurut saya tidak baik. Mencerminkan sikap arogansi dan individualistik. Seakan-akan semuanya adalah milik diri sendiri.

Momentum apakah itu..? Yakni ketika Megawati sindir Partai lain tak punya kandidat. Dan harus mengambil kader PDIP sebagai capres. Sudah lumrah beredar di media, yang dimaksud Megawati tentu adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dikutip dari CNN Indonesia 10/01/2023, kata Megawati, “Kok dompleng-dompleng.? Aturannya piye toh..?”.

Bu Mega, aturanya tak ada masalah Bu, sepanjang memenuhi syarat presidential threshold. Tinggal urusannya kepada yang bersangkutan. Mau tidak di capreskan oleh partai lain. Kalau mau, ya KPU tak bisa menolak. Lagipula, parpol itu kan hanya alat. Yang utama adalah lahirnya kader terbaik untuk bangsa. Ketika ada kader PDIP yang dilirik oleh pihak lain, Ibu mestinya bangga. Bukan malah “gerundel”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun