Seharian kemarin ada dua pernyataan Capres Gerindra Prabowo Subianto yang amat menarik untuk di ulas. Pertama sebagaimana disarikan dari Kompas.com 07/01/2023. Memaknai kata-kata Prabowo, Negara Indonesia mempunyai ruangan yang besar. Sehingga Gerindra harus bisa bekerja sama dengan kekuatan politik lain dan berkoalisi dengan parpol manapun.
Kedua, Prabowo juga mengaku. Pada saatnya nanti bakal menentukan calon wakil presiden sebagai pendamping. Untuk ikut bertarung dengan kandidat pasangan lawan rebutan vox pop pada Pilpres 2024. Ini merupakan pengakuan yang memang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan. Terutama sejak Gerindra mengikat pertemanan dengan PKB. Yang oleh Prabowo diberi nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KIR.
Dua pernyataan Prabowo di atas penuh makna. Satu sisi, bisa di anggap sebagai sinyal masih cairnya posisi Gerindra dalam soal koalisi. Jadi, meskipun sudah ada PKB, bahkan terikat secara formal hingga pakai tanda tangan MoU segala, tak tertutup kemungkinan masuknya partai politik lain. Masuk dalam arti gabung menambah jumlah dari dua partai menjadi tiga dan seterusnya. Atau bahkan mungkin mengganti posisi PKB.
Ya benar. Kalau ternyata nanti pada perkembangan berikutnya tak ada kesepahaman dengan PKB, utamanya soal kandidat cawapres, KIR bisa bubar. Dan tentu saja, demi tetap memuluskan jalan Prabowo jadi capres, Gerindra akan mencari alternatif sebagai pengganti. Tentu yang bisa di ajak kerjasama mengusung cawapres versi Gerindra Prabowo.
Melihat itu, yang masuk nominasi bisa saja Demokrat, PKS, PPP, PAN dan PDIP. Demokrat jelas akan sodorkan nama AHY, PKS Aher. PPP mungkin Sandiaga Uno dan PAN Ganjar atau Erick Thohir. Sedang PDIP pastinya Mbak Puan. Untuk Nasdem dan Golkar sulit. Karena ada Anies dan Airlangga yang juga sebagai capres.
Bulan Desember 2022 kemarin, Prabowo turun ke Jawa Timur. Tujuannya, silaturahim menemui para Kyai NU. Prabowo didampingi oleh sejumlah pengurus teras Gerindra. Diantaranya Sekretaris Jenderal Partai Ahmad Muzani. Disarikan dari laporan CNN Indonesia 27/10/2022, kata Muzanni, Prabowo sowan kepada para Kyai dalam rangka memohon doa restu soal Pilpres 2024.
Selain itu, dalam pertemuan dengan para Kyai juga disinggung tentang nama cawapres. Mungkin Prabowo ingin masukan. Agar banyak referensi sebagai pilihan. Yang patut dicermati, nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat mencuat ke permukaan. Kata Muzanni dikutip dari sumber yang sama, "Ditanyakan soal potensi Khofifah jadi cawapres Prabowo”.
Namanya juga di dunia politik. Segala sesuatu tak bisa dipastikan. Ibarat muda-mudi hendak menikah, sebelum “janur kuning melengkung”, masih ada peluang ganti pasangan. Demikian pula dengan masalah cawapres Prabowo. Senyampang belum daftar ke KPU, kalau sampai terjadi lobby-lobby khusus, bisa jadi nama Khofifah di cangking sebagai pendamping Prabowo.
Tapi tentu saja tak kan lewat PKB. Karena sudah ada Sang Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Yang digadang-gadang jadi cawapres Prabowo. Jika sampai muncul perubahan peta politik, yang paling mungkin Khofifah akan lewat PPP dan PAN. Karena jauh sebelum ada hiruk pikuk seperti sekarang ini, kedua partai sudah pernah menyebut nama Khofifah.
Untuk pastinya, tentu harus tunggu saat pendaftaran capres-cawapres nanti. Yang direncanakan oleh KPU antara tanggal 19 Oktober s/d 25 November 2023. Siapa sosok pasangan kandidat yang akan di bawa oleh Partai Gerindra..? Kalau benar ambil Khofifah, atau nama lain dari salah satu diantara beberapa partai politik di atas, berarti benar Gerindra cerai dengan PKB.
Cuma kalau menyimak pernyataan Prabowo tentang mekanisme penentuan pasangan capres cawapres di KIR, nampaknya posisi PKB masih kuat. Disarikan dari berbagai sumber, berkali-kali Prabowo kasih penekanan. Bahwa kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden akan dibicarakan bersama oleh Gerindra dan PKB.
Demikian pula kalau menyimak apa yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani saat mendampingi Prabowo ke Jatim sowan menemui para Kyai. Kata Muzanni, Prabowo juga melaporkan hal serupa dihadapan para Kyai. Bahkan hingga diperjelas secara detail. Bahwa salah satu poin kesepakatan koalisi Gerindra PKB adalah capres cawapres ditentukan bersama oleh Prabowo dan Cak Imin.
Sementara itu, minat Cak Imin untuk ikut bertarung pada pilpres 2024, baik sebagai capres maupun cawapres, kelihatan sangat kuat. Salah satunya mungkin karena didorong oleh keputusan partai. Melihat hal ini, kiranya agak sulit muncul nama lain. Ketika Prabowo bicara berdua dengan Cak Imin soal penentuan kandidat.
Capres pastilah Prabowo. Karena sudah sejak awal diputuskan oleh Gerindra. Juga karena hasil suara pada pemilu 2019 lebih besar dibanding PKB. Cawapres, saya duga kuat Cak Imin akan menyodorkan nama sendiri. Ya wajarlah. Pertimbangan utamamya, karena PKB merupakan partai yang menjadi faktor penentu cukupnya suara Gerindra untuk usung pencapresan Prabowo. Tanpa PKB suara Gerindra tak cukup.
Well, melihat beberapa hal diatas nampaknya eksistensi PKB masih cukup dipertimbangkan di hadapan Gerindra. Dan peluang Cak Imin untuk digandeng sebagai cawapres oleh Prabowo tetap terbuka lebar. Tinggal bagaimana kemudian PKB dan Cak Imin memainkan peran masing-masing sedemikian rupa. Agar eksistensinya makin menambah power posisi Gerindra dan Prabowo.
Kalau tak ada aral melintang, pasangan kandidat capres cawapres Prabowo-Cak Imin akan daftar ke KPU. Lawanya nanti, tinggal tunggu kepastian bergabungnya Demokrat dan PKS ke Nasdem yang sudah mencapreskan Anies Baswedan. Juga dari pasangan Koalisi Indonesia Bersatu besutan Golkar, PPP dan PAN. Ditambah PDIP yang bisa jadi jalan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H